Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun Pabrik di Bintuni, Pupuk Kaltim Bakal IPO Tahun Depan

Sinyal melantai di bursa sempat disampaikan Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengingat kebutuhan investasi perseroan hingga US$2,5 miliar atau setara Rp35,9 triliun dalam 5 tahun ke depan.
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) menyebut anak usaha PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim akan melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada kuartal II/2022.

Keputusan untuk melantai di bursa bertujuan memenuhi kebutuhan pendanaan untuk pembangunan pabrik baru di Bintuni, Papua Barat.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan Pupuk Kaltim akan melakukan pengembangan produksi Amonia Urea di Bintuni. Selain itu, di wilayah yang sama juga akan dikembangkan produksi Methanol secara joint venture dengan Pupuk Indonesia sebagai mayoritas kepemilikan saham.

"Kami akan menggunakan pendanaan dari aksi korporasi anak usaha kami Pupuk Kaltim yang rencananya akan dilakukan pada kuartal II/2022," katanya dalam rapat dengar pendapat Komisi VI, Kamis (24/6/2021).

Bakir menyebut progres pengembangan proyek di atas kami baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Genting Oil untuk jual beli gas bumi dari Blok Kasuri untuk pabrik Amoniak-Urea dan Methanol di Papua Barat.

Adapun, volume pasokan gas tersebut berkisar 112,6 MMSCFD untuk pabrik amoniak-urea dan 109,3 MMSCFD untuk pabrik methanol.

Sebelumnya, sinyal melantai di bursa juga disampaikan Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengingat kebutuhan investasi perseroan hingga US$2,5 miliar atau setara Rp35,9 triliun dalam 5 tahun ke depan.

Rahmad pun mengatakan untuk mengembangkan pabrik Bintuni perseroan setidaknya membutuhkan hingga US$2 miliar dan sisanya untuk pengembangan pabrik perseroan di Bontang, Kalimantan Timur.

Adapun untuk sumber dana, Rahmad menyebut senilai US$500 juta bisa dicukupi dari kas perseroan. Sementara untuk US$2 miliar ini yang masih dipertimbangkan mengingat jika bersumber dari hutang dinilai akan sangat beresiko.

"Jadi kami buka berbagai peluang mungkin strategic partnertship atau IPO yang tentu terus kami jajaki," ujarnya.

Rahmad merinci, di Bintuni perseroan akan memproduksi Methanol dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dan pupuk Urea dengan kapasitas 1,15 juta ton per tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper