Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyusun peta peluang investasi untuk proyek prioritas strategis nasional, agar dapat ditawarkan kepada investor. Hal tersebut ditujukan untuk memberikan informasi dan data yang akurat terkait dengan peluang investasi berdasarkan kajian, kepada para investor.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut hasil kajian dengn informasi komprehensif diharapkan dapat membantu investor dalam mnegambil keputusan berinvestasi di Indonesia, sehingga dapat mendorong percepatan permulihan ekonomi nasional.
Selain itu, Bahli berharap agar kegiatan investasi yang didorong oleh kajian komprehensif tentang peluang investasi di proyek strategis nasional mampu mengatasi ketimpangan wilayah.
“Saat masuk ke Kementerian Investasi, saya melihat proses promosi investasi kita seperti mengarang bebas karena belum adanya desain investasi yang terstruktur. Dengan adanya peta peluang investasi ini, investor dapat lebih mudah menetapkan keputusannya dengan proyek yang strategis,” ujar Bahlil saat membuka membuka acara “Rapat Koordinasi Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan” secara virtual, seperti yang dikutip dalam siaran pers, Jumat (18/6/2021).
Bahlil turut menyampaikan Indonesia perlu meningkatkan pemerataan investasi di seluruh wilayah dan tidak terpusat di wilayah tertentu saja. Hal itu didorong juga oleh keberadaan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) No.11/2021 tentang Satuan Tugas Percepatan Investasi, yang disahkan pada 4 Mei 2021.
“Kita tidak boleh hanya berpusat pada daerah Jawa, harus ada pemerataan investasi daerah. Maka dari itu dengan adanya peta peluang investasi ini, harus ada keterlibatan pengusaha lokal daerah,” ujar Bahlil.
Baca Juga
Dalam acara tersebut, sejumlah kepala daerah yang hadir seperti Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Wakil Gubernur Maluku Barnabas Nathaniel Orno juga turut memberikan masukan.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah mengusulkan terkait dengan pelaksanaan Feasibility Study (FS), atau studi kelayakan bisnis untuk sektor-sektor potensial di wilayahnya seperti pariwisata, pertanian, dan pendidikan.
“Kami memohon dukungan dari Bapak Menteri dalam penyusunan FS di beberapa bidang usaha yang potensial, di antaranya adalah industri pengolahan kelapa, industri pengolahan kopi arabika, pengolahan gambir serta pengolahan kakao,” ujar Mahyeldi.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur Bali I Wayan Koster juga menekankan pentingnya investasi dalam konteks pemberdayaan sumber daya lokal yang ada untuk menjadi kekuatan perekonomian daerah.
Sementara, Wakil Gubernur Maluku mendukung gagasan tersebut dan kembali menyampaikan potensi investasi di wilayah Maluku. Misalnya, pengembangan industri pala terutama di wilayah Banda, serta pembangunan pusat kegiatan perikanan dalam rangka mendukung Provinsi Maluku menjadi Lumbung Ikan Nasional.
Kegiatan Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis 2021 merupakan kelanjutan kegiatan 2020 lalu. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini nantinya berupa peta peluang investasi sebanyak 25 proyek yang berlokasi di 20 provinsi di seluruh Indonesia, dalam bentuk pra studi kelayakan dengan analisis di berbagai aspek, infografis (info memo), dan informasi proyek berbasis spasial.
Sektor-sektor yang menjadi fokus pemetaan yaitu sektor pariwisata, pengembangan kawasan dan industri yang terintegrasi kawasan, dan infrastruktur penunjang kawasan.