Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemda Masih Doyan Belanja Pakai SiLPA

Berdasarkan catatan Kemenkeu, anggaran SiLPA mendominasi sebesar 63,4 persen dari total APBD nasional tahun 2021, sementara penggunaan penerimaan pinjaman daerah/obligasi daerah masih sangat kecil, yakni hanya 0,14 persen.
Gedung Kementerian Keuangan/kemenkeu.go.id
Gedung Kementerian Keuangan/kemenkeu.go.id

Bisnis.com, PALEMBANG – Pola belanja pemerintah daerah dinilai belum optimal lantaran masih gemar menggunakan sisa anggaran tahun sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan Direktur Kapasitas & Pelaksanaan Transfer Ditjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bhimantara Widyajala,  saat webinar  sharing knowledge tentang pinjaman daerah, pada Senin (14/6/2021).

“Sumber pendanaaan untuk pembangunannya masih dari SiLPA (sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan), jadi dari sisa anggaran tahun lalu yang tidak dibelanjakan. Artinya belanja belum optimal,” katanya.

Berdasarkan catatan Kemenkeu, anggaran SiLPA mendominasi sebesar 63,4 persen dari total APBD nasional. Di sisi lain, penggunaan penerimaan pinjaman daerah/obligasi daerah masih sangat kecil, yakni hanya 0,14 persen.

Sementara itu, realisasi pembiayaan APBD tahun 2020 tercatat 84,45 persen masih bersumber dari SiLPA

Bhimantara mengatakan seharusnya pemda dapat melakukan inisiatif dalam mencari sumber pendanaan untuk pembiayaan di luar APBD. 

“Padahal ada sumber pendanaan lain yang tersedia, salah satunya pinjaman daerah dari PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur),” katanya.

Bahkan, dia melanjutkan, pemerintah pusat pun sejak tahun 2020 telah mendukung pendanaan pemda melalui pinjaman pemulihan ekonomi nasional (PEN) daerah. 

“Pusat menyadari bahwa pemda butuh tambahan atau alternatif pembiayaan tambahan selain dari TKDD (transfer keuangan dan dana desa), maupun PAD (pendapatan asli daerah),” ujarnya.

Dia menjelaskan pusat mengalokasikan dana senilai Rp20 triliun untuk pinjaman PEN kepada pemda pada tahun 2021. Besaran itu sama seperti alokasi yang disiapkan pemerintah pada APBN 2020.

Bhimantara menambahkan, pusat juga menyoroti bahwa pemda masih gemar mengalokasikan kemampuan fiskalnya untuk belanja pegawai ketimbang belanja infrastruktur. 

“Bahkan belanja modal [infrastruktur] ini cenderung menurun baik dari sisi anggaran maupun realisasinya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper