Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alternatif Bisnis, AirAsia Raup Rp82 miliar dari Kargo dan Charter

Namun, secara keseluruhan, meskipun berbagai upaya penghematan biaya dan mencari sumber pendapatan alternatif telah dilakukan, Perseroan mengakhiri tahun 2020 dengan mencatat kerugian EBITDA sebesar Rp1,66 triliun pada 2020.
AirAsia. /Bloomberg
AirAsia. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) membukukan pendapatan dari bisnis non-layanan penumpang berjadwal yakni kargo dan charter atau sewa pesawat. Lini bisnis di tengah pandemi Covid-19 ini meraup pendapatan Rp82 miliar sepanjang 2020.

Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menjabarkan kargo dan charter masing-masing menghasilkan pendapatan senilai Rp61 miliar dan Rp21 miliar. Selain itu, beberapa kegiatan promosi dilakukan dengan program Unlimited Pass sebagai salah satu yang paling sukses menghasilkan pendapatan sekitar Rp 23 miliar.

“Meski mengalami penurunan pendapatan, Perseroan fokus pada peluang bisnis lain,” ujarnya melalui siaran pers dikutip, Selasa (8/6/2021).
 
Di sisi biaya, Perseroan telah mengambil langkah signifikan untuk merasionalisasi biaya keseluruhan dan menjaga arus kas. Inisiatif utama yang telah dilakukan termasuk negosiasi dengan lessor, kreditor, dan vendor terkait restrukturisasi ketentuan pembayaran, penundaan pengiriman pesawat, penangguhan pengeluaran modal, pengurangan pengeluaran pemasaran, dan penangguhan pengeluaran diskresioner termasuk acara sosial.

Lewat berbagai inisiatif ini, perseroan berhasil menurunkan total biaya operasional sebesar 34 persen pada 2020.
 
Namun, secara keseluruhan, meskipun berbagai upaya penghematan biaya telah dilakukan, Perseroan mengakhiri tahun 2020 dengan mencatat kerugian EBITDA sebesar Rp1,66 triliun pada 2020. Jumlah ini merupakan perubahan signifikan dibandingkan dengan EBITDA positif sebesar Rp 134 miliar pada tahun 2019 yang disebabkan oleh berkurangnya pendapatan.
 
Berdasarkan laporan keuangan teraudit untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, Perseroan mencatatkan pendapatan pada kuartal IV/2020 senilai Rp215 miliar atau turun 89 persen dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan kapasitas sebanyak 76 persen dan jumlah penumpang mencapai 83 persen.

Biaya penting terkait pesawat selama kuartal IV/2020 berkurang 53 persen atau Rp621,8 miliar dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan adanya pengurangan operasional. Selama kuartal IV/2020, perseroan juga memprioritaskan penguatan pasar domestiknya dengan meluncurkan 4 rute domestik baru yang menghubungkan Jakarta ke Padang, Palembang, Pontianak dan Pekanbaru, serta membuka kembali Bandung-Denpasar.
 
Strategi tersebut antara lain telah memberikan kontribusi peningkatan pendapatan yang signifikan sebesar 300 persen  dan peningkatan pangsa pasar dibandingkan dengan kuartal III/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper