Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat realisasi investasi di subsektor mineral dan batu bara (minerba) baru mencapai US$1,39 miliar hingga Mei 2021.
Realisasi tersebut baru mencapai 23,2 persen dari target yang ditetapkan sepanjang tahun ini sebesar US$5,98 miliar.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa investasi di subsektor minerba masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain masalah perizinan amdal, izin pinjam pakai kawasan hutan, kesesuaian tata ruang, dan kondisi pasar karena belum adanya pembeli atau negosiasi kontrak yang belum tuntas.
"Ada juga kendala pembebasan lahan karena lahan adat, ada konflik sosial masyarakat, kendala cuaca, dan pandemi Covid-19 dari sisi pendanaan," ujar Ridwan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (7/6/2021).
Guna meningkatkan capaian realisasi investasi, pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk memberi dukungan kepada badan usaha. Upaya tersebut antara lain memfasilitasi penyusunan info peluang investasi berupa info memo proyek-proyek potensial, market sounding proyek minerba, harmonisasi regulasi, dan lainnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ratna Juwita Sari mengkritik masih rendahnya capaian investasi di subsektor minerba tersebut.
Dia meminta agar Kementerian ESDM menyiapkan strategi khusus untuk bisa mencapai target yang telah ditetapkan.
"Hari ini baru bisa capai sekitar 23 persen, padahal sudah pertengahan tahun. Kami berharap bapak mulai siapkan skema-skema khusus bagaimana caranya target itu bisa terpenuhi," kata Ratna.