Bisnis.com, JAKARTA - Harga pangan global melesat setelah memperpanjang reli ke level tertinggi dalam hampir satu dekade sehingga meningkatkan kekhawatiran atas tagihan belanjaan yang membengkak pada saat ekonomi di banyak negara tengah berjuang untuk mengatasi krisis Covid-19.
Indeks PBB untuk biaya pangan dunia naik selama 12 bulan berturut-turut di bulan Mei 2021, terpanjang dalam satu dekade. Kenaikan tanpa henti berisiko mempercepat inflasi yang lebih luas, mempersulit upaya bank sentral untuk memberikan lebih banyak stimulus.
Kekeringan di Amerika Selatan telah membuat tanaman layu dari jagung dan kedelai hingga kopi dan gula. Kondisi ini semakin diperparah dengan rekor pembelian oleh China yang memperburuk krisis pasokan biji-bijian dan meningkatkan biaya bagi produsen ternak global.
Minyak goreng juga melonjak karena permintaan biofuel. Lonjakan biaya makanan telah menghidupkan kembali kenangan tahun 2008 dan 2011, ketika lonjakan menyebabkan kerusuhan di lebih dari 30 negara.
“Kami memiliki sedikit ruang untuk kejutan produksi. Kami memiliki sedikit ruang untuk lonjakan permintaan yang tidak terduga di negara mana pun,” kata Abdolreza Abbassian, Ekonom Senior di Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, melalui telepon kepada Bloomberg.
“Hal-hal tersebut dapat mendorong harga naik lebih jauh dari sekarang, dan kemudian kita bisa mulai khawatir.”
Baca Juga
Keuntungan berkepanjangan di komoditas pokok mengalir ke rak-rak toko, dengan negara-negara dari Kenya hingga Meksiko melaporkan biaya yang lebih tinggi untuk makanan. Rasa sakitnya bisa sangat terasa di beberapa negara termiskin yang bergantung pada impor, yang memiliki daya beli terbatas dan jaring pengaman sosial, pada saat mereka bergulat dengan pandemi yang sedang berlangsung.
Indeks PBB telah mencapai level tertinggi sejak September 2011, naik hampir 5 persen bulan lalu. Kelima komponen indeks naik selama satu bulan, dengan kenaikan dipimpin oleh minyak nabati, biji-bijian dan gula. Indeks Spot Pertanian Bloomberg, yang mengukur harga dari biji-bijian hingga gula dan kopi, naik 70 persen pada tahun lalu.
Masalah kelaparan dunia telah mencapai yang terburuk dalam beberapa tahun karena pandemi menekan ketidaksetaraan pangan, menambah cuaca ekstrem dan konflik politik.