Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi produksi kertas nasional diperkirakan tumbuh negatif pertama kalinya dalam 3 tahun terakhir.
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) meramalkan produksi kertas nasional sepanjang 2020 hanya mencapai 13,33 juta ton. Angka tersebut melorot 1,98 persen jika dibandingkan dengan realisasi produksi 2019 sebanyak 13,6 juta ton.
"Dengan utilisasi sebesar 74 persen, 52,44 persen produksi kertas Indonesia berjenis kertas industri, [sedangkan] 34,01 persen merupakan kertas tulis cetak," kata Sekretaris Jenderal APKI Liana Bratasida kepada Bisnis, Jumat (4/6/2021).
Liana belum bisa berkomentar mengenai proyeksi produksi kertas nasional pada tahun ini. Namun demikian, dia berharap produksi kertas nasional pada tahun ini tumbuh positif, khususnya untuk kertas kemasan dan kertas tisu.
Berdasarkan data APKI, kontribusi kertas tisu pada portofolio produksi kertas nasional masih tergolong rendah atau sebanyak 8,26 persen. Dengan kata lain, total produksi kertas tisu pada 2020 mencapai 1,1 juta ton.
Di sisi lain, Bank Indonesia meramalkan industri kertas nasional akan kembali berekspansi pada kuartal II/2021. Hal tersebut ditunjukkan dar angka Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI-BI) pada kuartal II/2021 yang menempati posisi 58,75 persen atau di atas level 50,0 persen.
Baca Juga
Sebelumnya, APKI meramalkan industri kertas nasional akan tumbuh 0 persen pada akhir 2020 mejadi 13,6 juta ton. Walakin, menurunnya permintaan kertas tulis selama pandemi Covid-19 berhasil menggagalkan proyeksi tersebut.
Liana optimistis laju pertumbuhan industri kertas akan kembali normal pada 2021. Menurutnya, volume produksi industri pulp akan meningkat 1,85 persen menjadi 11 juta ton, sementara itu volume produksi kertas naik 5 persen menjadi 14,28 juta ton.
Liana optimistis laju pertumbuhan industri kertas akan kembali normal pada 2021. Menurutnya, volume produksi industri pulp akan meningkat 1,85 persen menjadi 11 juta ton, sementara itu volume produksi kertas naik 5 persen menjadi 14,28 juta ton.