Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minta Relaksasi, Investor Bandara Labuan Bajo Revisi Rencana Bisnis

Imvestor Bandara Labuan Bajo akan mengajukan revisi rencana bisnis dalam upaya meminta relaksasi financial close.
Penumpang turun dari pesawat NAM Air Boeing 737 500 rute Denpasar - Labuan Bajo./Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum
Penumpang turun dari pesawat NAM Air Boeing 737 500 rute Denpasar - Labuan Bajo./Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum

Bisnis.com, JAKARTA – PT Cinta Airport Flores (CAF) selaku pemenang tender dan Badan Usaha Pelaksana (BUP) proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Bandara Labuan Bajo disebut akan mengajukan revisi rencana bisnis dalam meminta relaksasi pemenuhan pendanaan atau financial close kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Juru Bicara Kemenkomarvest Jodi Mahardi mengatakan BUP akan mengajukan revisi termasuk relaksasi – relaksasi yang diharapkan. Terkait dengan revisi tersebut akan dilakukan evaluasi serta rapat tindak lanjut dengan Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).

“Targetnya PT CAF akan melakukan masa operasional transisi bersama Unit Penyelengara Bandar Udara [UPBU] ditargetkan pada Agustus 2021 hingga Desember 2021. Selanjutnya CAF akan mengelola secara penuh diperkirakan pada 2022,” ujarnya, Senin (31/5/2021).

CAF merupakan perusahaan patungan dari konsorsium kombinasi asing dan lokal yang jadi pengelola bandara KPBU pertama. CAF adalah Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang dibentuk oleh Konsorsium yang dipimpin oleh PT Cardig Aero Services Tbk (CASS). CASS adalah Perusahaan Nasional yang bergerak di bidang jasa penunjang transportasi udara sejak 36 tahun yang lalu, jasa solusi boga, dan jasa Iainnya di Indonesia.

Bersama dengan CASS, Changi Airports International PTE LTD (CAI) dan perusahaan afiliasinya juga merupakan bagian di dalam konsorsium. Pada struktur pemegang saham CAF, CASS tercatat sebagai pemegang saham mayoritas dengan memiliki 80 persen dari total saham CAF. Sementara, CAI dan afiliasinya seperti Changi Airport MENA tercatat memiliki 20 persen dari total saham CAF.

Presiden Direktur CAF Iman Oloah Sjafar mengungkapkan secara resmi akan menjadi pengelola dan pengembang Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah selesai proses penandatanganan kerja sama.

Adapun, bentuk skema KPBU ini mencakup rancang-bangun-pembiayaan-guna-pelihara-serah (Design Build Finance Operate Maintain Transfer atau DBFOMT) dengan masa konsesi selama 25 tahun.

Sebelum terbentuknya CAF sebagai BUP, pada Desember 2019, Konsorsium CASS, CAI dan afiliasinya sudah secara resmi ditetapkan sebagai pemenang lelang proyek pengembangan Bandar Udara Komodo Labuan Bajo.

Selama masa konsesi, CAF akan menempatkan Bandar Udara Komodo sebagai gerbang bagi Flores, terutama dalam mewujudkan misi Pemerintah untuk meningkatkan konektivitas nasional dan internasional, serta untuk meningkatkan jumlah penumpang dari 720.000 penumpang saat ini sampai dengan 5 juta penumpang per tahun dan kargo sebesar 3.500 ton per tahun pada 2044 mendatang.

Adapun CAF telah menyiapkan dana untuk belanja modal sebesar Rp1,203 triliun untuk membiayai pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Komodo. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun; perpanjangan runway, pelebaran apron, penambahan 2 terminal baru, perkerasan runway dan taxiway serta akan digunakan untuk fasilitas pendukung lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper