Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petinggi Perbankan China Dorong Penghentian Kredit untuk Sektor Batu Bara

Selain itu, lembaga keuangan perlu mendukung perusahaan batu bara dan baja untuk meningkatkan teknologi mereka guna mengurangi emisi, bahkan saat perbankan menghentikan pembiayaan perluasan kapasitas lebih lanjut.
Polusi China: Seorang pria melakukan olahraga pagi dengan latar belakang asap pabrik di seberang sungai Songhua di Provinsi Jilin, China (24/2/2013)./Reuters-Stringer
Polusi China: Seorang pria melakukan olahraga pagi dengan latar belakang asap pabrik di seberang sungai Songhua di Provinsi Jilin, China (24/2/2013)./Reuters-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - China segera mengambil pendekatan bertahap untuk menarik pembiayaan ke industri dengan tingkat emisi tinggi guna menghindari risiko kredit.

Zhou Xuedong, Wakil Presiden Eksekutif di China Development Bank, mengatakan lembaga keuangan perlu mendukung perusahaan batu bara dan baja untuk meningkatkan teknologi mereka guna mengurangi emisi, bahkan saat perbankan menghentikan pembiayaan perluasan kapasitas lebih lanjut.

“Industri [emisi tinggi] ini memiliki kredit luar biasa yang signifikan, dan keluarnya pembiayaan yang terlalu cepat dapat menyebabkan kerusakan aset bank,” kata Zhou dalam Forum Keuangan Internasional di Beijing. Menurutnya, ini adalah proses bertahap.

China telah berjanji untuk menjadi netral karbon pada tahun 2060, yang akan membutuhkan perubahan drastis dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sektor keuangan dapat berkontribusi untuk tujuan ini tanpa membahayakan stabilitas keuangan.

Penarikan pembiayaan yang tergesa-gesa kepada perusahaan batu bara akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan bank yang telah meminjamkan kepada mereka, ungkap Liu Jin, Presiden Bank of China, di panel yang sama. Bank harus memberikan pembiayaan untuk transformasi hijau perusahaan saat mereka menarik kembali dukungan kredit, katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper