Bisnis.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) belum memperkirakan jumlah dosis Vaksin Merah Putih yang akan diproduksi tahun depan. Sejauh ini, kapasitas produksi vaksin perseroan baru mencakup 267 juta dosis per tahun khusus untuk bulk yang dikirimkan dari Sinovac.
Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan total kapasitas produksi vaksin di perseroan berkisar antara 250 juta sampai dengan 267 juta. Adapun, untuk produksi Vaksin Merah Putih perusahaan belum memiliki perkiraan.
"Belum ada perkiraan produksi untuk Vaksin Merah Putih tahun depan. Kapasitas proses produksi vaksin baru untuk bulk dari Sinovac sebesar 267 juta dosis, dengan range antara 250-267 juta dosis," kata Bambang, Kamis (27/5/2021).
Dia menambahkan, sampai dengan saat ini PT Bio Farma belum menerima satu bibit vaksin pun dari instansi-instansi lain yang terlibat. Adapun, bibit untuk kandidat vaksin mesti memenuhi kriteria industri agar dapat dilakukan scale up.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio memperkirakan jumlah produksi sebanyak 400 juta dosis untuk Vaksin Merah Putih yang diperkirakan terealisasi mulai awal tahun depan.
Selain itu, PT Bio Farma diharapkan bisa menyerahkan laporan interim dalam waktu yang tidak terlalu lama guna mengantongi izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) lebih cepat.
Baca Juga
Dengan tahap uji klinis yang berjalan sesuai dengan prosedur serta mendapatkan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada waktu yang sudah diperkirakan, pemerintah menargetkan Vaksin Merah Putih bisa mulai digunakan pada awal 2022.
Sebagai informasil, sejumlah instansi yang terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, antara lain Eijkman, Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan.