Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berencana membangun bandara VVIP di Ibu Kota Negara (IKN) baru yang dikhususkan untuk melayani tamu-tamu negara.
Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto mengatakan bandara ini digunakan untuk melayani Kepala Negara beserta tamu-tamu negara yang sifatnya VVIP. Tidak diperuntukkan bagi penerbangan reguler.
"Bandar udara yang akan kita implementasikan di IKN ini sifatnya spesial melayani tamu-tamu negara, kemudian juga pejabat-pejabat tinggi yang akan bertamu di kita," katanya dalam webinar, Selasa (25/5/2021).
Dia menjelaskan, bandara yang akan didesain sangat fungsional ini akan dikelola secara bersama dengan dua bandara lain yakni Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (BPN) Sepinggan yang dikelola Angkasa Pura I dan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APP) Samarinda yang dikelola Kementerian Perhubungan.
Menurutnya, tujuan pengelolaan bersama tersebut adalah agar segegrasi antara penumpang yang sifatnya bisnis, penumpang yang sifatnya VIP untuk kebutuhan negara, dan penumpang serta logistik-logistik bisa terkoneksi dengan kota-kota besar di seluruh Indonesia maupun dunia.
"Jadi BPN akan kita fungsikan untuk internasional, APT Pranoto untuk domestik dan Bandara IKN ini akan kita desain khusus untuk melayani VIP," jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut Novie menerangkan, pembangunan bandara VVIP ini sangat fungsional dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Adapun recananya, bandara ini akan dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 325 Ha.
Sementara itu, sambungnya, untuk area landas pacu sama dengan BPN yakni 07-25, dimensi landas pacu 3.000 x 45 meter dan critical aircraft B777-300. Adapun, pemilihan lokasinya berdasarkan kepada kondisi topografi dan kemampuan bandara untuk melayani prosedur take off/landing dengan 2 arah.
"Untuk hal-hal mendatang tentu saja bandara-bandara ini akan dilengkapi dengan teknologi yang terkini dimana bandara ini harus mampu melayani yang sifatnya digital dari mulai pelayanan penumpang, konektivitas antarmoda yang artinya penumpang ketika landing sudah bisa diperhitungkan konektivitasnya misalnya dengan kereta api, taksi dan lainnya akan kita integrasikan," imbuhnya.