Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Wajib Eksplorasi Perdagangan dengan Eropa

Peluang Indonesia mengoptimalkan peluang perdagangan dengan Eropa wajib dieksplorasi seiring dengan proses implementasi Indonesia-EFTA CEPA.
Foto udara kawasan New Priok Container Terminal, Jakarta. Bisnis
Foto udara kawasan New Priok Container Terminal, Jakarta. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia memiliki peluang perdagangan dengan negara-negara anggota European Free Trade Association (EFTA) yang belum dieksplorasi secara optimal. Seiring dengan implementasi Indonesia-EFTA CEPA yang masih berproses, pelaku usaha diharapkan bisa mempersiapkan diri karena perjanjian dagang ini diyakini akan membuka akses pasar yang lebih luas.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan dari total perdagangan Indonesia dengan negara EFTA yang mencapai US$3,33 miliar pada 2020 masih didominasi oleh ekspor dan impor dengan Swiss. Sebanyak 97,77 persen ekspor RI ke EFTA diserap oleh Swiss. Sementara 81,33 persen impor dari negara-negara EFTA berasal dari Swiss.

Made mengatakan peningkatan ekspor ke negara-negara EFTA bakal memainkan peran penting untuk akses pasar produk-produk Indonesia, terutama ke negara-negara Uni Eropa. Dia menyebutkan negara EFTA telah menjadi hub untuk masuknya produk ke pasar Uni Eropa dengan jangkauan kesepakatan perdagangan bebas (FTA) dan kemitraan komprehensif yang dimiliki negara-negara anggotanya dengan Uni Eropa.

“Jadi saat sudah masuk ke empat negara ini, masuk ke Uni Eropa bisa tidak dicek lagi karena dari segi SPS [sanitary and phytosanitary] dan standarnya sudah sama. Ini yang kami maksudkan sebagai hub,” kata Made, Senin (24/5/2021).

Dia lantas mengajak pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan perjanjian ini sembari menanti penyelesaian perundingan Indonesia-European Union CEPA.

“Jika selama ini sulit masuknya. Sambil menunggu penyelesaian perjanjian Indonesia-EU, kita bisa memanfaatkannya [Indonesia-EFTA CEPA] sebagai pintu masuk barang-barang ke sana,” lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani Shinta mengatakan peluang ekspor Indonesia ke Swiss selaku mitra dagang EFTA terbesar belum banyak digali.

Mayoritas ekspor Indonesia ke negara tersebut mencakup emas, kopi, sepatu, suku cadang kendaraan bermotor, dan pakaian jadi. Namun, nilai ekspornya masih jaud dari potensi maksimal. "Kita belum memaksimalkan potensi yang ada dengan Swiss," ujarnya.

Sementara dengan Norwegia, Shinta mengatakan komoditas yang paling potensial dan bernilai besar untuk diekspor adalah nikel yang telah diolah. Dia mencatat nilai ekspor nikel ke Norwegia mencapai US$118,9 juta.

Adapun untuk ke Islandia, dia mengatakan Indonesia bisa memanfaatkan produk perikanan air tawar yang tidak dimiliki negara tersebut. Sebagaimana diketahui, perdagangan Indonesia dengan Islandia masih menyisakan defisit untuk RI.

"Khususnya untuk udang, potensinya bisa mencapai US$778.000. Ini patut kita pelajari dengan detail," kata Shinta.

Untuk dapat menjangkau pasar negara EFTA, Shinta menilai tarif masuk yang turun tidaklah cukup. Pelaku usaha dalam negeri harus memastikan kualitas produk memenuhi standar sehingga hambatan nontarif tak lagi menjadi kendala.

Di sisi lain, Indonesia juga perlu mengecek skala ekonomi untuk produk yang akan dikirim demi memastikan harga produk Indonesia cukup kompetitif dengan pesaing lain. Sebagai catatan, beberapa negara Asean telah terlebih dahulu menjalin kerja sama perdagangan dengan EFTA, yakni Singapura melalui Singapura-EFTA FTA sejak 2013 dan Filipina dalam skema FTA sejak 2018.

“Aspek skala ekonomi dan harga akan memainkan peranan karena pada akhirnya kita juga akan berkompetisi dengan negara-negara lain yang juga mau ekspor ke negara EFTA,” kata Shinta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper