Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurir Dimaki Pembeli Saat COD, Begini Tanggapan Asperindo

Kurir atau petugas pengantar yang mengemban amanah pengiriman paket kerap menjadi sasaran keluhan pelanggan.
Ilustrasi jasa kurir
Ilustrasi jasa kurir

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) turut menanggapi video yang viral baru-baru ini dimana penerima paket yang menggunakan layanan COD (cash on delivery) memaki kurir lantaran barang yang dipesan secara online tidak sesuai.

Ketua Umum Asperindo M. Feriadi menilai hal tersebut menjadi semacam paradoks dengan banyaknya gambaran tentang kemudahan, kemeriahan, kepraktisan, maupun keriangan dalam dunia belanja melalui online.

“Seperti disampaikan juga oleh pihak lain yang berkaitan dengan konsumen bahwa keluhan yang disampaikan dengan makian menggunakan kata-kata yang tidak pantas, tidak dibenarkan. Penyampaian keluhan dengan amarah yang berlebihan apalagi dengan cacian serta makian, tentu menimbulkan masalah baru dan bukan mencapai solusi terbaik," katanya melalui siaran pers yang dikutip, Kamis (20/5/2021).

Dia menyebut, COD sendiri bertujuan untuk mempermudah pembeli yang tidak memiliki rekening bank maupun akses dompet digital, agar tetap dapat bertransaksi secara daring karena pembayaran dilakukan secara langsung dan tunai setelah barang tiba.

Sayangnya, kurir atau petugas pengantar yang mengemban amanah pengiriman paket kerap menjadi sasaran keluhan pelanggan.

Padahal, lanjutnya, penggunaan sistem COD merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli sehingga jasa kurir hanya bertugas melakukan pengantaran serta menerima pembayaran dari pembeli untuk kemudian uangnya diserahkan kepada penjual melalui sistem.

"Tidak semestinya keluhan disampaikan dengan amarah berlebihan, apalagi mencaci maki petugas pengantar paket," ujarnya.

Berharap hal serupa tak terulang, Feriadi mengungkapkan ada sejumlah langkah–langkah mitigasi terkait dengan risiko seperti halnya dari kasus viral kali ini yang terus dilakukan dan dikembangkan.

Menurutnya, dengan teknologi saat ini setiap proses dalam pengantaran paket dapat termonitor, termasuk ketika kurir berinteraksi dengan pelanggan sehingga penanggung jawabnya jelas.

"Tujuannya dalam rangka terciptanya aktivitas jual beli dalam ekosistem e-commerce yang setiap prosesnya dapat dipertanggungjawabkan bersama," jelasnya.

Selain itu, perusahaan jasa pengiriman pun menjalankan berbagai langkah agar dapat memahami beragam risiko yang dapat terjadi. Setiap perusahaan jasa pengiriman ekspres selaku penyelenggara pos selalu menyiapkan kondisi fisik dan mental para kurir agar berhasil dalam menjalankan tugasnya.

Pun dengan memberikan edukasi terkait informasi mengenai detil produk-produk layanan kepada customer.

Dia menyebut, selain menggunakan berbagai media komunikasi, di seluruh jaringan penjualan jasa kiriman tersedia informasi kepada pengirim tentang produk layanan yang dapat digunakan, seperti petunjuk tentang penggunaan, kecepatan, keselamatan dan ketepatan penyampaian barang serta yang lainnya.

"Tentu saja pada kesempatan ini, kami juga mohon maaf apabila masih ditemukan perilaku kurir kami yang tidak sesuai atau merugikan pelanggan. Mari kita menikmati perkembangan e-commerce ini dengan sehat dan menyenangkan. Sampaikan keluhan secara proporsional melalui berbagai saluran komunikasi yang disediakan agar solusi dapat diraih," kata Feriadi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper