Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Terancam, Sri Mulyani Ungkap Lonjakan Covid-19 di India Jadi Pemicu

Pasar keuangan global cenderung stabil. Ini terlihat dari turunnya indeks volatilitas di pasar saham dan obligasi global. Aliran modal ke negara berkembang juga menunjukkan tren positif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa tanda-tanda positif ekonomi global mengalami momentum penguatan hingga Mei. Sayangnya, momentum ini terancam keluar jalur.

“Lonjakan kasus Covid-19 di India yang begitu dramatis dan menjalar ke berbagai belahan dunia menimbukan bayangan ketidakpastian lagi dan risiko pengetatan serta pelemahan ekonomi global,” katanya pada acara Penyampaian Pemerintah terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2022 di Kompleks Parlemen, Kamis (20/5/2021).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa saat ini pasar keuangan global cenderung stabil. Ini terlihat dari turunnya indeks volatilitas di pasar saham dan obligasi global. Aliran modal ke negara berkembang juga menunjukkan tren positif.

Akan tetapi proyeksi inflasi di Amerika Serikat berpotensi mengancam pemulihan ekonomi termasuk di negara Abang Sam itu sendiri karena kebijakan moneter yang ditempuh The Fed.

Langkah tersebut dapat memberikan efek rambatan, volatilitas, dan ketidakpastian di sektor keuangan. Dinamika arus global juga akan berpengaruh seperti peristiwa taper tantrum pada 2013 lalu.

“Berbagai fenomena ini terus membayangi upaya kita untuk memulihkan ekonomi,” jelasnya.

Di sektor riil, terang Sri Mulyani, indikator purchasing managers index (PMI) bulan lalu mencapai 55,8 poin. Ini tertinggi sejak 2010.

Harga komoditas global yang menjadi indikator penting dalam APBN Indonesia juga mengalami tren kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.

“Akan tetapi ketidakpastian membayangi harga komoditas di dalam jangka menengah khususnya akan sangat dipengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diperkirakan melakukan rebalancing ekonomi,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper