Bisnis.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) belum mendapat arahan dari pemerintah dalam upaya menjajaki produsen vaksin asal Amerika Serikat. Hal tersebut sebelumnya disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir sebagai upaya memenuhi kebutuhan vaksin dalam program Vaksinasi Gotong Royong.
"Kami belum mendapat arahan lebih lanjut terkait dengan penjajakan produsen vaksin asal Amerika Serikat," ujar Bambang ketika dihubungi, Rabu (1/5/2021).
Pada saat ditanyai perihal produsen dengan kans terbesar yang akan mengirimkan vaksin Covid-19 ke Tanah Air, Bambang tidak memberikan keterangan yang lebih spesifik. Namun dia tidak menutup peluang terhadap Pfizer/BioNtech, Johnson & Johnson, dan Moderna untuk dilakukan penjajakan.
Meskipun sebelumnya Bambang mengatakan negosiasi vaksin dengan Moderna sudah tidak dilanjutkan karena masalah keterbatasan pasokan. Secara keseluruhan, PT Bio Farma telah mendapatkan komitmen sebanyak 32,5 juta dosis vaksin untuk program Vaksinasi Gotong Royong hingga akhir tahun.
Saat ini, telah ada komitmen dari dua produsen vaksin selain Sinopharm, antara lain CanSino dar China dan Sputnik V dari Rusia. Masing-masing perusahaan telah berkomitmen memasok vaksin sampai dengan akhir tahun.
Bio Farma telah mendapatkan komitmen awal pasokan vaksin dari CanSino sebanyak 5 juta dosis. Sebanyak 3 juta dosis diperkirakan datang antara Juli hingga September 2021 dan 2 juta dosis tiba di Tanah Air pada kuartal IV tahun ini.
Baca Juga
Sementara dengan Sputnik, Bio Farma telah mendapatkan komitmen pasokan vaksin sebanyak 20 juta dosis sampai dengan akhir tahun ini.
Terkait dengan keberlanjutan komitmen yang telah dibuat tersebut, sambung Bambang, penandatanganan kesepakatan antara Bio Farma, Cansino, dan Sputnik sedang dalam progres. Namun, belum diketahui kapan penandatangan kesepakatan tersebut dilakukan.