Bisnis.com, SURABAYA - PT PLN (Persero) memastikan ikut mendukung pengembangan bauran energi dari fosil ramah lingkungan. Hal itu dilakukan PLN dengan melakukan pembelian energi listrik berbasis sampah yang diproduksi PLTSa Benowo, Surabaya.
Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) berbasis teknologi ramah lingkungan di TPA Benowo merupakan salah satu program percepatan dalam mengatasi masalah sampah sekaligus menghasilkan nilai tambah.
“Untuk itu PLN mendukung penuh pengembangan bauran energi dari fosil ke ramah lingkungan ini dengan pembelian energi listrik berbasis sampah,” kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam keterangan resmi PLN, Kamis (6/5/2021).
Dia mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo dengan kapasitas 9 MW ini merupakan PLSTa kedua yang beroperasi di Jatim.
Sebelumnya pada 2015 PLTSa Benowo sudah beroperasi dengan teknologi Landfill Gas Power Plant yang kemudian dibeli oleh PLN sebesar 1,65 MW.
“PLTSa Benowo ini merupakan PLTSa pertama di Indonesia yang menggunakan konsep zero waste dengan proses gasifikasi (Gasification Power Plant) yakni tidak ada sampah yang tersisa dibandingkan teknologi sebelumnya yang masih memiliki residu,” katanya.
PLN telah bekerja sama dengan IPP (Independent Power Producer) PT Sumber Organik sampai dengan 2032. Energi listrik dari sampah dibeli PLN dengan harga US$13,35 cent/kWh sesuai dengan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2018.
"Untuk kapasitas 9 MW ini dapat digunakan untuk melistriki sekitar 5.885 rumah tangga dengan daya 1.300 VA di wilayah Surabaya dan sekitarnya," imbuh Zulkifli.