Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik! Ekonomi RI Diprediksi Keluar dari Resesi Kuartal II/2021

VP Economist Bank Permata Josua Pardede memprediksi ekonomi Indonesia akan keluar dari jurang resesi pada kuartal II/2021. Benarkah demikian?
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - VP Economist Bank Permata Josua Pardede memperkirakan perekonomian Indonesia akan mulai tumbuh positif atau keluar dari jurang resesi pada kuartal II/2021.

Selain mempertimbangkan basis pertumbuhan yang rendah pada kuartal II/2020, dia memprediksi adanya efek positif dari program vaksinasi Covid-19 dan sejumlah relaksasi kebijakan terhadap perekonomian yang telah berjalan sejak kuartal I/2021.

Josua memperkirakan konsumsi rumah tangga yang masih menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi pengeluaran akan mencatatkan pertumbuhan yang positif.

“Terindikasi dari beberapa leading indikator seperti Indeks Keyakinan Konsumen, penjualan eceran dan tren peningkatan uang beredar secara bulanan yang secara umum menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi menunjukkan tren yang terus membaik pada kuartal I/2021,” katanya kepada Bisnis, Rabu (5/5/2021).

Dia memperkirakan uang beredar pada periode April hingga Mei 2021 cenderung meningkat, didorong aktivitas ekonomi pada periode Ramadan dan Idulfitri. Hal itu seiring juga dengan momentum pemberian THR pekerja/buruh, pemberian gaji ke-13 untuk ASN, dan percepatan program perlindungan sosial dan kartu sembako, serta berbagai stimulus ekonomi.

Berbagai faktor tersebut dinilai dapat mendongkrak konsumsi masyarakat sehingga akan menjaga momentum pemulihan ekonomi pada kuartal II/2021. Meskipun, di sisi lain pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik.

"Investasi pada kuartal II/2021 diperkirakan akan berkontribusi positif pada perekonomian, tercermin dari PMI manufaktur, impor barang modal, serta konsumsi semen yang diperkirakan meningkat pada kuartal II/2021 ini," imbuhnya. 

Josua menambahkan dampak berlanjutnya vaksinasi Covid-19 akan dapat mendorong peningkatan aktivitas ekonomi, baik dari sisi permintaan maupun produksi.

"Saya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan mencapai kisaran 3,5-4 persen," jelasnya. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal I/2020 minus 0,74 persen (year on year/yoy). Dengan demikian perekonomian Indonesia berada dalam fase resesi, Adapun secara kuartalan, ekonomi tumbuh sebesar minus 0,96 persen secara kuartalan (qtq).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper