Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Rabu (5/4/2021), akan merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021.
Selain pertumbuhan ekonomi, BPS juga akan mengumumkan keadaan ketenagakerjaan Indonesia Februari 2021.
Angka-angka tersebut akan dirilis langsung oleh Kepala BPS Suhariyanto, secara live streaming yang dapat disaksikan di youtube BPS (BPS Statistics) atau pada tautan berikut http://s.bps.go.id/rilisbps2021.
Bahan rilis akan di upload di situs BPS www.bps.go.id setelah rilis streaming selesai.
Danareksa Research Institute memperkirakan pertumbuhan PDB pada kuartal I/2021 diperkirakan mencapai -1,24 persen qoq atau -1,03 persen yoy. Secara tahunan, PDB diperkirakan mencapai 3,39 persen - 4,31 persen.
Dari riset PDB kuartal I/2021 yang disusun oleh Moekti P. Soejachmoen, Muhammad Ikbal Iskandar, dan Sella F. Anindita, pemulihan ekonomi yang lemah mencerminkan konsumsi rumah tangga yang lesu di tengah pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan pencairan dana dari program perlindungan sosial.
Baca Juga
"Selain itu, investasi dan ekspor menunjukkan pertumbuhan terbatas sementara impor mulai pulih pada kuartal pertama 2021," ungkap Danareksa.
Terkait dengan PDB dalam jangka menengah, Danareksa melihat pemulihan ekonomi yang diperkirakan melambat tetapi masih berada di zona positif dalam beberapa periode mendatang sangat dipengaruhi tiga faktor.
Pertama, kurva kasus harian Covid-19 yang mendatar sejak Februari 2021. Kedua, program vaksinasi terus digulirkan, dengan persentase penduduk yang divaksinasi lengkap mencapai 1,34 persen dari total penduduk.
Ketiga, pertumbuhan investasi berpotensi meningkat, terutama di bidang infrastruktur yang didorong oleh pembentukan Indonesia Investment Authority.
Sementara itu, di tengah potensi perbaikan di atas, volume perdagangan berpotensi turun di kuartal berikutnya, didorong oleh gelombang kedua kasus Covid-19 di India, terutama ekspor minyak sawit karena mencakup 17 persen dari total ekspor sawit.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan komponen utama pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran kuartal I/2021 akan tetap lesu secara tahunan.
"Kami memperkirakan konsumsi rumah tangga tahunan akan mengalami kontraksi di laju yang rendah dibandingkan kuartal IV/2021 ditopang perbaikan kepercayaan konsumen akibat rilis vaksin Covid-19 dan insentif pajak," paparnya, Selasa (4/5/2021).
Implementasi PPKM, kata Andry, membatasi belanja, terutama di sektor perjalanan dan rekreasi.
Pembentukan modal tetap bruto tahunan (PMTB) terlihat menyusut pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan pada kuartal sebelumnya, terutama didorong oleh investasi publik.
Investasi swasta juga diperkirakan membaik, meskipun pandemi Covid-19 tetap membatasi kegiatan ekspansi.
Sementara itu, ekspor dan impor diperkirakan meningkat signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Kondisi ini didorong oleh pemulihan ekonomi global, terutama di China dan AS.