Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Properti Kuartal I 2021 Tumbuh Didorong Insentif PPN

Bisnis properti mulai merasakan dampak dari pemberian stimulus Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditanggung pemerintah, sehingga tumbuh sepanjang 3 bulan pertama tahun ini.
Aktivitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta./Bisnis/Dedi Gunawan
Aktivitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta./Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pada kuartal I/2021, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan sektor properti naik 0,94 persen.

Para pengembang menyebutkan naiknya pertumbuhan sektor properti salah satunya karena stimulus yang diberikan pemerintah untuk sektor properti pada Maret lalu.

Direktur PT Metropolitan Land Tbk. Olivia Surodjo mengatakan naiknya pertumbuhan sektor properti salah satunya karena merupakan dampak dari stimulus pemerintah berupa pemangkasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dimulai pada Maret.

Selain itu, menurut dia, pertumbuhan real estat itu disebabkan mulai pulihnya daya beli untuk sektor properti sejak akhir tahun lalu.

"Saya pikir kombinasi. Stimulus pemerintah untuk PPN baru dikenalkan di Maret, jadi efeknya baru sebulan," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (5/5/2021).

Perolehan marketing sales emiten properti berkode MTLA itu, kata Olivia, pada kuartal I/2021 ini mencapai Rp275 miliar.

Pada tahun ini, pihaknya membidik target marketing sales Rp1,55 triliun, naik dari 40 persen dari tahun lalu. Adapun target markering sales ini merupakan gabungan dari penjualan properti senilai Rp1,1 triliun dan pendapatan berulang sebesar Rp450 miliar.

"Kami ada launching produk pada awal April yang terserap cukup baik sehingga kami cukup optimistis target setahun akan tercapai," kata Olivia.

Dia optimistis kinerja penjualan perusahaan pengembang tersebut pada kuartal II tahun ini akan meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Untuk April cukup baik penjualan properti, tetapi Mei fokus masyarakat mungkin bukan di properti, tapi consumer goods dan kebutuhan menjelang Lebaran," tuturnya.

Dia menilai adanya insentif berupa PPN ditanggung pemerintah turut membantu penjualan hunian MTLA.

Namun demikian, pihaknya  belum bisa secara maksimal memanfaatkan program insentif tersebut karena ketersediaan rumah siap huni sebagaimana yang disyaratkan pemerintah dalam insentif PPN tersebut terbatas.

Total rumah stok Metland yang dimiliki untuk program stimulus ini hanya kurang dari 100 unit sehingga stimulus ini belum bisa termanfaatkan secara maksimal. Pada Maret, MTLA berhasil menjual 46 unit hunian ready stock dari program insentif PPN.

Dia berharap agar jangka waktu insentif ini bisa diperpanjang hingga Desember sehingga MTLA bisa membangun rumah secara indent untuk diserahterimakan paling lambat pada Desember 2021.

"Ini akan memaksimalkan program pemerintah free PPN untuk lebih dinikmati banyak masyarakat sehingga multiplier effect yang diharapkan dari sektor properti dapat tercapai," kata Olivia.

Direktur PT Ciputra Development Tbk. Harun Hajadi pun menuturkan naik pertumbuhan sektor properti pada kuartal I 2021 diyakini berasal dari konstribusi stimulus yang diberikan pemerintah pada awal Maret lalu.

Dia meyakini sektor properti tahun ini akan berangsur-angsur pulih. Pada kuartal II ini, kondisi properti pada umumnya cukup baik dan permintaan akan properti masih ada terutama untuk rumah tapak. "Untuk apartemen belum terlihat ada pergerakan yang berarti," ujarnya.

Menurutnya, kondisi properti pada kuartal II tahun ini pasti berbeda dengan 2020. “Stimulus pemerintah berupa PPN ditanggung pemerintah tentu sangat membantu meningkatkan penjualan dan membantu bersih-bersih stok.”

Harun menambahkan target marketing sales Ciputra Development tahun ini mencapai Rp5,8 triliun. Pada kuartal I 2021, emiten berkode CTRA ini membukukan marketing sales Rp1,9 triliun, meningkat dari perolehan periode yang sama tahun lalu Rp1,1 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper