Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan membangun 75 unit bendungan hingga 2024. Saat ini, masih ada 14 bendungan yang belum memasuki tahap konstruksi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan pembangunan 14 bendungan tersebut akan menunggu hasil pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P). Pasalnya, APBN 2021 memutuskan penundaan beberapa kegiatan studi awal 14 bendungan tersebut.
"Kami masih wait and see sampai Juni nanti. Pembiayaan masih belum terlalu menggembirakan [saat ini]. Pandemi masih berlanjut, kemudian juga ada bencana," kata Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono kepada Bisnis, Senin (3/5/2021).
Ke-14 bendungan tersebut tersebar di delapan provinsi. Bendugnan yang dimaksud adalah Bendungan Merangin di Sumatra Selatan; Cibeet dan Cijurey di Jawa Barat; Bodri, Kedung Langgat, dan Cabean di Jawa Tengah; Mbay, Kolhua, dan Welikis di NTT; Jenelata di Sulawesi Selatan; Pelosika di Sulawesi Tenggara, Batu Lepek dan Lambakan di Kalimantan Timur; dan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan.
Refocusing yang dilakukan pada Kementerian PUPR membuat beberapa kegiatan terakit konstruksi bendungan baru tahun ini dibatalkan. Salah satu kegiatan yang dibatalkan adalah kajian kelayakan bendungan di Kabupaten Sumba Tengah dan Sumba Timur.
Selain itu, kegiatan pembebasan lahan dan kajian analisis dan dampak lingkungan Bendungan Welikis dibatalkan. Dengan kata lain, refocusing 2021 membuat seluruh kajian dan kegiatan awal konstruksi bendungan di NTT dibatalkan.
Selain menunggu hasil pembahasan APBN-P, Airlangga menyampaikan ada kemungkinan penerbitan kebijakan baru terkait konstruksi bendungan pada awal semester II/2021. Menurutnya, sebagian konstruksi bendungan baru kemungkinan dipercepat, diperlambat, atau ditunda berkat kebijakan anyar tersebut.
Secara total, pemerintah sedang membangun 44 bendungan yang terdiri atas 43 bendungan on-going dan 1 bendungan baru. Angka tersebut lebih rendah dari yang dicanangkan pada awal 2021, yakni sebanyak 48 bendungan yang terdiri atas 43 bendungan on-going dan 5 bendungan baru.
Lima bendungan baru yang seharusnya dibangun tahun ini adalah Bendungan Mbay, Cibeet, Cijurei, Batu Lepek, dan Jenelata. Adapun, pendanaan bendungan yang berasal dari rupiah murni adalah Bendungan Mbay, Cibeet, Cijurei, dan Batu Lepek, sedangkan pendanaan konstruksi Bendungan Jenelata berasal dari pinjaman luar negeri.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko optimistis pihaknya dapat mencapai target pembanguann bendungan sebanyak 75 unit dengan total kapasitas 6,5 miliar meter kubik hingga 2024. Adapun, saat ini total bendungan di dalam negeri baru mencapai sekitar 18 unit dengan total kapasitas 1,18 miliar meter kubik.