Bisnis.com, JAKARTA — Pembebasan tanah menjadi masalah klasik yang kerap menahan konstruksi infrastruktur di dalam negeri. Setidaknya ada empat konstruksi bendungan yang tertahan akibat permasalahan lahan.
Keempat bendungan yang dimaksud adalah Paselloreng, Bener, Bagong, dan Bulango Ulu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan masalah utama pembebasan lahan di keempat bendungan tersebut adalah masalah administrasi.
"Di sana [lokasi konstruksi bendungan] mungkin jarang terjadi transaksi jual beli tanah, sehingga administrasi pertanahan dari pemilik [tanah] kurang rapih. Kalau kami mau bayar ganti rugi tanah harus rigid data dukungnya," kata Direktur Bendugnan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono kepada Bisnis, Rabu (28/4/2021).
Adapun, konstruksi Bendungan Paselloreng saat ini telah rampung per Desember 2020. Namun, bendungan tersebut belum dapat melakukan pengisian air (impounding) karena pembebasan lahan di wilayah genangan air yang elum tuntas.
Sementara itu, ketiga bendugan lainnya masih dalam proses konstruksi dengan rata-rata perkembangan fisik di level 1,69 persen. Angka tersebut terhitung rendah mengingat konstruksi ketiga bendungan tersebut telah ebrjalan setidaknya 2 tahun.
"Tiga-tiganya masalah tanah. Jadi, kami memang proses pengadaan tanah simultan dengan proses konstruksinya. Ternyata, pada saat pelaksanaan banyak hal-hal yang perlu waktu untuk penyelesaiannya," ucapnya.
Airlangga berujar beberapa hal yang dimaksud adalah lokasi pemilik tanah yang tidak diketahui, sengketa batas lahan, dan batas lahan yang tidak jelas. "Itu perlu waktu."
Bendungan Bener
Bendungan Bener telah memulai masa konstruksi pada 2018 dan ditargetkan rampung pada 2023. Walakin, saat ini perkembangan konstruksi fisik bendungan tersebut baru mencapai 4,82 persen.
Bendungan Bener memiliki kapasitas tampung sekitar 100,94 juta meter kubik dengan luas genangan 15.069 hektare. Bendugnan bener direncanakan memiliki tiga fungsi, yakni mengurangi debit banjir sebesar 210 liter per detik (lpd), memasok air baku hingga 1,6 liter per detik (lpd), dan mengahislkan energi sekitar 6 megawatt.
Bendungan Bener diestimasikan menelan investasi sekitar Rp2,06 triliun. Adapun, bendungan tersebut dibangun oleh tiga entitas, yakni PT Brantas Abipraya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bendungan Bagong
Bendungan Bagong telah melalui masa konstruksi sejak 2018, namun perkembangan konstruksi bendungan tersebut baru di level 0,23 persen. Walakin, Arilangga optimistis bendungan tersebut dapat rampung pada 2023.
Bendungan Bagong menelan anggaran sekitar Rp1,6 triliun. Anggaran tersebut dibagi menjadi dua paket, yakni Paket I senilai Rp1,18 trilun dan Paket II senilai Rp517,18 triliun.
Bendungan Bulango Ulu
Bendungan yang berlokasi di Provinsi Gorontalo tersebut menelan anggaran sekitar Rp2,2 triliun. Per Mei 2020, tercatat masih ada sekitar 600 bidang tanah dengan dokumen yang belum lengkap dari total bidang tanah sebanyak 2.000 unit.