Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memastikan importasi daging kerbau beku dari India tetap berlanjut meski angka kasus Covid-19 di negara tersebut mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir.
Kebijakan ini diambil tak lepas dari kondisi pasokan yang juga terbatas di berbagai negara pemasok alternatif.
Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan impor daging kerbau tetap akan mengacu pada alokasi yang telah diberikan pemerintah kepada Perum Bulog.
Penugasan tetap berlanjut lantaran belum ada perubahan kebijakan dalam menutup defisit neraca daging sapi atau kerbau. Untuk 2021, pemerintah memberi alokasi impor daging kerbau sebesar 80.000 ton untuk perusahaan pelat merah tersebut.
Musdhalifah menyebutkan pemerintah akan fokus mengamankan pasokan jelang Lebaran dengan mengoptimalisasi impor dari negara terdekat. Opsi yang tersedia adalah daging kerbau dari India dan daging sapi beku asal Australia.
Namun, importasi dari Australia masih terkendala dengan harga yang tinggi seiring dengan berlanjutnya pemulihan populasi sapi di Negeri Kanguru.
Baca Juga
“Menurut info teman-teman swasta dan BUMN, memang bisa mendapat pasokan dari Australia. Namun setelah pengecekan ternyata pasokan terbatas sehingga tidak bisa kita optimalkan masuk. Selain itu harga ekspor di sana masih tinggi. Kendala ini menyebabkan kita tidak tambahkan [dari Australia]. Kita tetap optimalkan apa yang sudah diputuskan, yakni daging kerbau yang tetap masuk meski Covid-19 mengalami lonjakan di India,” kata Musdhalifah dalam diskusi bertema Status Industri Sapi dan Daging Sapi dalam Kemitraan Indonesia-Australia, Rabu (28/4/2021).
Sejauh ini, realisasi impor daging kerbau yang dilakukan Perum Bulog telah mencapai 13.000 ton. Tambahan pemasukan diharapkan bisa terealisasi pada pekan pertama Mei untuk memastikan pasokan aman.
Selain memastikan impor dari India yang berlanjut, Musdhalifah mengatakan mobilisasi sapi dari daerah sentra produksi ke kawasan dengan konsumsi tinggi juga terus dilakukan, baik untuk sapi eks impor di usaha penggemukan maupun sapi-sapi lokal.
“Mungkin saat ini terjadi hal-hal demikian [kasus Covid-19], tetapi mudah-mudahan tidak mengganggu kontrak-kontrak yang sudah berjalan. Mungkin saja sapinya sudah di sini sehingga sudah tersedia cukup,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan perusahaan telah menunda untuk sementara importasi daging kerbau dari India menyusul penyebaran Covid-19 yang makin memburuk di negara tersebut. Pemasukan daging kerbau bakal kembali dilanjutkan usai kondisi membaik.
Budi menjelaskan perusahaan sejatinya telah meneken kontrak untuk pengiriman daging kerbau gelombang kedua untuk periode Mei sampai Juni. Volume pemasukan selama periode itu dia sebut mencapai 26.000 ton.
“Sebenarnya mau datang Mei dan Juni, tetapi kami hold. Jangan sampai ada image impor akan membawa virus Covid-19,” kata Budi.