Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Produksi Migas Kuartal Pertama 2021 di Bawah Target

Realisasi lifting minyak bumi pada kuartal I/2021 hanya 96 persen dari target APBN tahun ini 705.000 bopd. Sementara itu, realisasi lifting gas bumi 98,2 persen dari target APBN 5.638 MMscfd.
Pegawai Elnusa mengerjakan proyek migas. Istimewa/Pertamina
Pegawai Elnusa mengerjakan proyek migas. Istimewa/Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyatakan realisasi produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi sepanjang kuartal I/2021 masih di bawah target.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan, realisasi lifting migas sepanjang tiga bulan pertama tahun ini tercatat 1.665,25 million barrel oil equivalent per day (mboepd) atau 97,3 persen dari target APBN tahun ini 1.711,78 mboepd.

Secara terperinci, Dwi menyebutkan, realisasi lifting minyak bumi pada kuartal I/2021 tercatat hanya sebesar 676.200 barel per hari atau hanya 96 persen dari target APBN tahun ini 705.000 bopd. Sementara itu, realisasi lifting gas bumi tercatat 5.539 MMscfd atau 98,2 persen dari target APBN 5.638 MMscfd.

"Ini beberapa sebab kondisi sekarang dari sisi minyak entry point pada akhir 2020 cukup rendah saat itu 699 mbopd dan karena penurunan investasi sehingga pada akhir 2020 level produksinya tidak sesuai, itu salah satu yang memengaruhi kinerja tidak tercapai di kuartal I/2021," katanya, Senin (26/4/2021).

Dwi menambahkan, kinerja beberapa produksi minyak dan kondensat, sejumlah lapangan tercatat tidak sesuai dengan prognosis seperti yang terjadi di lapangan Banyu Urip yang mengalami kenaikan water cut dan juga di lapangan Sukowati Pertamina EP.

Selain itu, terdapat mundurnya kontribusi bor beberapa sumur yakni Pertamina Hulu Kalimantan Timur dan Minarak Berantas. Kondisi itu diperparah dengan adanya unplanned shutdown pada kuartal I/2021 di Train-1 dan Train 2 BP Berau, CPGL Suban Plant, dan di BGP Petro China Jabung.

Sementara itu, kinerja lifting gas bumi, tidak mencapainya target itu disebabkan oleh kinerja produksi beberapa langan tidak sesuai dengan prognosis di PHE OSES. Mundurnya kontribusi bor di Pertamina Hulu Kalimantan Timur dan Minarak Berantas dan juga disebabkan oleh unplanned shutdown.

"Kita coba hitung-hitung, outlook akhir tahun tidak sampai 705.000 bopd, tapi kita upayakan strategi untuk no declined pada 2021 bisa kita dekatkan sedekat mungkin," kata Dwi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper