Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja investasi pada kuartal pertama tahun ini diperkirakan akan menunjukkan perkembangan yang positif jika dibandingkan dengan realisasi pada kuartal IV/2020.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan ada beberapa indikator yang menunjukkan kinerja investasi akan mengalami peningkatan pada triwulan pertama tahun ini.
Salah satunya, yaitu kinerja impor Maret 2021 yang menunjukkan perbaikan signifikan. Hal ini terutama pada impor bahan baku dan barang modal yang masing-masin naik 28,82 persen dan 33,7 persen secara tahunan.
“Untuk kuartal I/2021, saya kira peluang investasi untuk bisa tetap tumbuh masih tetap besar,” katanya kepada Bisnis, Minggu (25/4/2021).
Di samping itu, Yusuf mengatakan indikasi lain peningkatan investasi yaitu pada komponen pertumbuhan belanja modal pemerintah yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan pada periode tersebut.
“Pertumbuhan penjualan semen juga meningkat, yang menandakan adanya aktivitas investasi di dalam negeri,” jelasnya.
Namun demikian, jika melihat data pertumbuhan indeks penjualan riil yang masih berada di level kontraksi pada kuartal I/2021, Yusuf memperkirakan pertumbuhan investasi pada kuartal I/2021 masih akan tetap lebih rendah secara tahunan.
Pada tahun ini, menurutnya kinerja investasi akan banyak dipengaruhi oleh kebijakan lanjutan insentif investasi yang diberikan pemerintah, misalnya UU tentang Cipta Kerja, insentif pajak, hingga insentif untuk kawasan industri.
Selain itu, investasi juga akan didorong oleh belanja pemerintah melalui belanja infrastruktur yang tertunda pada 2020. Selain itu juga belanja infrastruktur baru pada tahun ini, seperti pembangunan menara telekomunikasi atau pembangunan saluran irigasi.
Adapun Bank Indonesia (BI) dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) memperkirakan investasi pada kuartal I/2021 akan meningkat positif, tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang tercatat sebesar 0,68 persen.
“Realisasi investasi meningkat dengan SBT sebesar 0,68 persen, lebih baik dari triwulan sebelumnya dengan SBT sebesar -1,48 persen meskipun belum setinggi SBT 2,61 persen pada kuartal ulan I/2020 sebelum meluasnya pandemi Covid-19.,” tulis BI dalam laporannya.
Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan realisasi kegiatan investasi pada kuartal I/2021 akan didorong oleh investasi di sektor pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan dengan SBT masing-masing sebesar 2,82 persen dan 0,26 persen.
Selain kedua sektor tersebut, investasi di sektor konstruksi juga diperkirakan akan mengalami perbaikan meski masih dalam level kontraksi dengan SBT sebesar -0,51 persen.
Kinerja investasi pun diprediksi akan semakin menguat pada kuartal II/2021, tercermin dari SBT yang tercatat sebesar 1,94 persen.
Pertumbuhan ini didorong oleh mayoritas sektor, dengan SBT tertinggi pada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan, jasa-jasa, serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.