Bisnis.com, JAKARTA - Aturan terbaru larangan mudik yang ditetapkan pemerintah akan membuat bisnis tol terpukul. Keyakinan ini salah satunya disampaikan oleh PT Hutama Karya (Persero).
"Larangan mudik 2021 pastinya cukup berdampak besar terhadap bisnis jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya. Namun, kami mendukung arahan pemerintah tersebut demi memutus rantai penyebaran Covid-19," kata Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo kepada Bisnis, Jumat (23/4/2021).
Perluasan aturan larangan mudik 2021 terangkum dalam adendum Surat Edaran No. 13/2021 tentang pengetatan persyaratan Pelaku Perjalanan dalam Negeri (PPDN) selama H-14 peniadaan mudik selama 22 April - 5 Mei 2021 dan H+7 peniadaan mudik (18 - 24 Mei 2021).
Meski begitu, Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) menyatakan Surat Edaran (SE) larangan mudik 2021 yang diterbitkan pemerintah tidak akan menurunkan volume lalu lintas (VLL) pada jalan tol. Asosiasi menilai akan ada perilaku mudik yang berbeda pada tahun ini.
Sekretaris Jenderal ATI Krist Ade Sudiyono mengamati tingkat kepercayaan diri masyarakat saat ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. Oleh karena itu, menurutnya, SE larangan mudik tidak akan terlalu efektif membatasi seluruh pergerakan masyarakat saat musim Mudik Lebaran 2021.
"Saya kira pergerakan masyarakat pada waktu dan tempat yang sama tidak akan terjadi pada musim Lebaran 2021. Pergerakan masyarakat akan cenderung flat dan merata setiap waktu," katanya.
Dengan kata lain, Krist berpendapat tidak akan ada lonjakan perjalanan pada sebelum dan setelah Lebaran 2021. Pasalnya, ujar Krist, pergerakan pra-larangan mudik sudah terjadi di beberapa moda transportasi.
Alhasil, industri jalan tol nasional diperkirakan kembali tidak bisa menikmati berkah Ramadhan 2021. Seperti diketahui, VLL jalan tol pada musim Mudik Lebaran dapat menigkat hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa.
Krist menilai kondisi VLL jalan tol saat lebaran tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Menurutnya, ruas tol dalam kota akan dipenuhi pengendara yang melakukan silaturahmi lokal dan kendaraan logistik yang tidak termasuk dalam pembatasan pergerakan.
Di sisi lain, berujar optimisme tersebut berasal dari peningkatan VLL pada jalan tol perseroan selama kuartal I/2021. Menurutnya, lonjakan VLL yang terjadi pada 3 bulan pertama 2021 tersebut melebihi target perseroan.
Sebelumnya, Jasa Marga mendata sebanyak 430.993 kendaraan meninggalkan DKI Jakarta pada H-7 hingga H-2 lebaran 2020 atau turun 61 persen dibandingkan dengan periode lebaran tahun lalu.
Dwimawan Heru, Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, mengungkapkan distribusi lalu lintas dari arah timur merupakan yang terbesar, yakni 39 persen. Adapun dari arah Barat dan Selatan masing-masing memberikan distribusi sebesar 34 persen dan 27 persen.