Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menjelaskan pemberdayaan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dilakukan salah satunya melalui pemberdayaan perempuan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menuturkan bahwa berbagai program sinergi pengembangan usaha syariah yang dilakukan BI bersama stakeholders ditempuh dengan melibatkan peran perempuan, baik pelaku usaha syariah secara umum maupun para santri putri (santriwati) yang berada di lingkungan pesantren.
Adapun, Destry memaparkan kehadiran sekitar 27.722 pesantren di seluruh Indonesia dengan 4 juta orang santri, membuat pesantren berpotensi menjadi keunggulan kompetitif Indonesia dalam pengembangan ekonomi syariah.
“Sehingga ini menyebabkan pesantren menjadi kekuatan strategis untuk menjadi pemain kunci industri halal dalam mendukung perekonomian nasional,” ujarnya dalam video conference, Rabu (21/4/2021).
Menurut Destry, keterlibatan perempuan di lingkungan pesantren dan wirausaha berkontribusi dalam pengembangan sejumlah sektor usaha halal seperti fashion dengan konsep sustainable seperti produk kerajinan tangan. Mulai dari berbagai macam tas dengan bahan alami sampai tenun yang produknya sudah memiliki demand secara global.
Selain busana, pengembangan koperasi juga dilakukan dengan perempuan sebagai motor penggerak dengan berbagai produk seperti olahan kelapa dengan kualitas ekspor.
Baca Juga
Sementara itu, Menteri Keuangan sekaligus Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Sri Mulyani menyampaikan bahwa berdasarkan laporan SGIE, peranan perempuan yang menjadi wirausaha meningkatkan potensi kontribusi terhadap PDB yang sangat besar.
“Apabila perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dalam perekonomian, potensi kontribusi kepada PDB global akan bertambah sekitar 3 persen – 6 persen atau meningkat sekitar US$5 triliun,” ujar Menkeu seperti yang tertulis di siaran pers, Rabu (21/4/2021).
Menkeu lalu mengatakan pemerintah Indonesia akan terus mengeluarkan kebijakan yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua kelompok, termasuk perempuan. Hal ini antara lain karena kontribusi perempuan dalam perekonomian Indonesia yang semakin meningkat.
Dia mencontohkan di sektor UMKM, sebesar 53,76 persen UMKM dimiliki oleh perempuan dengan 97 persen karyawan adalah perempuan, dengan kontribusi terhadap perekonomian cukup besar yaitu 61 persen.
Selain itu, perempuan juga memiliki kontribusi dalam instrumen retail di Indonesia yang diterbitkan oleh pemerintah yaitu ORI 17 dari Rp18,43 triliun, dan sebesar 55,58% persen investornya merupakan perempuan.