Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berupaya mencetak setengah juta eksportir dalam 9 tahun. Berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan dibuatnya program Kolaborasi Akselerasi Pencetakan 500.000 Eksportir Baru di 2030.
“Saya optimis 500.000 eksportir baru akan tercipta sesuai harapan penyelengara,” katanya pada acara Konferensi 500K Eksportir Baru; Memacu Ekspor UKM yang diadakan Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif secara daring, Selasa (20/4/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa ekspor adalah kegiatan yang menggambarkan daya saing dari perekonomian di suatu negara. Ini juga merupakan turunan dari berbagai keahlian, inovasi, produktivitas, dan kualias sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Perhatian pemerintah untuk terus memperbaiki iklim investasi, produktivitas, inovasi, dan kualitas SDM sangat jelas merupakan pondasi yang tepat dan penting.
Kesuksesan ekspor, terang Sri Mulyani, tidak hanya bisa mengandalkan dari satu pihak, yaitu pemerintah. Sektor swasta dan elemen pendukung penting dalam mencapainya.
Berdasarkan data yang dia terima, ekspor pada Maret sangat impresif. Dengan pertumbuhan 40,47 secara tahunan (year on year/yoy) menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup kuat.
Baca Juga
Realisasi ini sangat tinggi dibandingkan dua tahun terakhir. Apalagi tahun lalu saat pandemi Covid-19 baru pertama kali muncul membuat pertumbuhan ekonomi dunia merosot. Di saat yang sama, kinerja impor juga positif, yaitu tumbuh 25,73 yoy.
“Nilai ekspor kita didominasi nonmigas. Ini sangat bagus karena menggambarkan tumbuhnya daya kompetisi produk nonmigas, yaitu sebesar US$17,44 miliar. Ini menunjukkan kondisi perekonomian kita mampu untuk terus meningkatkan produk nonmigas yang menembus pasar dunia,” jelasnya.