Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) menilai momen Ramadan ini tentunya merupakan momentum yang baik bagi kita untuk berhijrah menjalani lifestyle yang berbasis kepada Halal.
Ketua Indonesia IHLC Sapta Nirwandar mengatakan Indonesia yang menduduki peringkat 1 sebagai TOP 5 Halal Food Consumer harus terus berinovasi untuk meningkatkan jumlah produk yang terjamin halalnya dengan pemeriksaan yang terpercaya agar bisa menggapai pasar yang lebih luas berdasarkan Report Indonesia Halal Economy and Strategy Roadmap 2018/2019 yang telah IHLC susun.
“Dalam masa pandemi, pada umumnya orang akan menjalani gaya hidup sehat untuk menjaga imunitas tubuh. Mengonsumsi makanan Halal merupakan salah satu lifestyle yang dapat menjaga daya tahan tubuh karena lebih bersih dalam penyajiannya” kata Sapta dalam siaran pers, Jumat (16/4/2021).
Menurut Sapta, momen Ramadan ini tentunya merupakan momentum yang baik bagi kita untuk berhijrah menjalani lifestyle yang berbasis kepada Halal. Berdasarkan data World Population Review, jumlah penduduk muslim di Tanah Air saat 2020 mencapai 229 juta jiwa atau 87,2 persen dari total penduduk 273,5 juta jiwa.
Dia menilai dengan adanya sertifikasi halal tentunya makanan tersebut lebih terjamin untuk dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat muslim.
Sementara, Yudho, Food Vlogger yang lebih dikenal dengan akun @boengkoesnetwork mengaku sangat peduli akan kehalalan dan kebersihan makanan yang dikonsumsi. “Saya juga percaya bahwa No Pork dan No Lard itu tidak cukup menjamin bahwa makanan tersebut Halal. Ke depannya semoga UMKM akan lebih giat untuk memulai memikirkan agar kuliner yang kita sajikan terjamin halalnya dengan sertifikasi,” ujarnya.
Baca Juga
Direktur Komersial 1 PT Sucofindo (Persero) Herliana Dewi mengatakan perusahaan sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang telah terakreditasi oleh BPJPH dan telah sesuai prinsip syariah Dewan Halal MUI siap mendukung pelaku usaha untuk turut mengambil peran dalam pasar Industri Halal yang memiliki potensi sangat besar di Indonesia.
“Layanan yang kami berikan berupa Sertifikasi Produk Halal, Sertifikasi Sistem Manajemen Halal SNI 99001, Pelatihan terkait Industri Halal seperti Sistem Jaminan Produk Halal, Penyelia Halal, Auditor Halal, Juru Sembelih Halal, hingga pelatihan dan edukasi serta sosialisasi bagi UMKM,” kata Herliana.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang TIC (Testing, Inspection, and Certification), Sucofindo selama ini memiliki layanan untuk menguji keamanan produk untuk konsumen, terutama dalam pengujian informasi gizi dari berbagai macam produk makanan (hasil olahan tepung, hasil olahan daging dan ikan, dan produk pangan lainnya) dan minuman (minuman kemasan, kopi dan teh, dan susu), dan minyak.
Pada produk konsumsi Sucofindo juga dipercaya oleh pemerintah untuk melakukan inventarisasi dan bimbingan kepada industri untuk menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). GMP merupakan bagian dari suatu pendekatan yang terpadu untuk mengelola kualitas dan keamanan dari makanan upaya itu meliputi keseluruhan prosedur, proses, dan aktivitas untuk menjamin kualitas dan keamanan produk tercapai secara konsisten.
Sucofindo juga memiliki layanan sertifikasi Good Delivery Produk (GDP), dan pada masa pandemi telah melakukan sertifikasi untuk keamanan kargo pharmaceutical dan vaksin.