Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laporan SGIE: Indonesia Peringkat ke-3 dan Jawara Sektor Fesyen Muslim

Indonesia masih mempertahankan peringkat ke-3 sebagai negara dengan indikator ekonomi halal terbaik di dunia dan jawara di bidang fesyen muslim.
Ketua Dekranasda Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengenakan busana ready to wear berbahan dasar Batik Banyumas dalam acara fashion show “Memayu Hayuning Bawono” yang digelar sebagai bagian dari rangkaian Banyumas Culture Carnaval Bursa Koperasi Usaha Kecil Menengah (Bursa KUKM), Jumat (12/5/2023). /Foto: Istimewa
Ketua Dekranasda Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengenakan busana ready to wear berbahan dasar Batik Banyumas dalam acara fashion show “Memayu Hayuning Bawono” yang digelar sebagai bagian dari rangkaian Banyumas Culture Carnaval Bursa Koperasi Usaha Kecil Menengah (Bursa KUKM), Jumat (12/5/2023). /Foto: Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia masih mempertahankan peringkat ke-3 sebagai negara dengan indikator ekonomi halal terbaik di dunia. Selain itu, secara sektoral, Tanah Air tercatat menjadi jawara di bidang fesyen muslim.

Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024-2025 besutan DinarStandard yang diluncurkan pada Juli 2025, perputaran ekonomi halal dari sekitar 2 miliar kaum muslim di seluruh dunia tercatat mencapai US$2,43 triliun pada akhir 2023 atau tumbuh 5,5% secara tahunan (year on year/YoY). 

Ke depan, laporan itu menyebut perputaran ekonomi halal berpotensi menembus US$3,36 triliun pada 2028 alias memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 5,3%. 

Sektor makanan halal masih menjadi kontributor utama dengan proyeksi mencapai US$1,93 triliun pada 2028. Menyusul kemudian, sektor fesyen muslim (US$433 miliar), pariwisata ramah muslim (US$384 miliar), media dan rekreasi (US$337 miliar), farmasi halal (US$149 miliar) dan kosmetik halal (US$118 miliar).

Adapun, laporan tersebut juga mencatat 5 besar negara dengan indikator ekonomi Islam global (GIEI) terbaik pada periode 2024/2025 masih belum berubah dari tahun sebelumnya. Berturut-turut, yaitu Malaysia, Arab Saudi, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Bahrain. 

Namun, Jordan yang menempati posisi ke-6 dan Pakistan di posisi ke-8 terbilang tumbuh pesat, karena keduanya sama-sama tercatat naik 5 peringkat setahun belakangan. Berikutnya, Kuwait dan Turki masing-masing di posisi ke-7 dan ke-9 bertukar posisi ketimbang periode sebelumnya. Sementaraitu, Qatar masih bertahan di posisi ke-10 seperti tahun lalu. 

Secara sektoral, Malaysia nyaris sapu bersih semua sektor, apabila Indonesia urung merajai sektor fesyen muslim. Sebab, pada sektor ini pun Malaysia berada di peringkat ke-2. 

Adapun, Indonesia menempati peringkat pertama buat fesyen muslim pada periode ini dengan menggeser posisi Turki dan Malaysia yang pada tahun lalu masih bertengger di posisi teratas. 

"Indonesia memperkuat posisinya menuju global hub fesyen muslim, karena memiliki brand yang mendunia seperti ButtonScarves, rajin membuat event pakaian muslim skala lokal maupun internasional, serta adanya dukungan pemerintah yang kuat untuk sektor ini," tulis laporan tersebut, dikutip Sabtu (12/7/2025). 

Lainnya, Tanah Air tercatat menjadi runner-up pada sektor pariwisata ramah muslim, farmasi halal, dan kosmetik halal. Sementara untuk makanan halal, Indonesia masih belum optimal karena hanya mampu berada di urutan ke-4. Begitu pula untuk keuangan syariah peringkat ke-6, serta peringkat ke-7 untuk sektor media dan rekreasi. 

Terakhir, laporan juga mencatat bahwa Indonesia menjadi negara dengan investasi masuk terkait ekonomi halal paling tinggi, yaitu US$1,6 miliar dari 40 transaksi. 

Realisasi investasi itu terbagi untuk 8 transaksi di sektor makanan halal (US$115 juta), 13 transaksi untuk keuangan islami (US$588 juta), 2 transaksi sektor pariwisata ramah muslim (US$823 juta), 6 transaksi buat farmasi halal (US$22 juta), 2 transaksi buat kosmetik halal (US$9 juta), dan 9 transaksi buat sektor media-rekreasi halal (US$47 juta). 

Adapun, negara lain yang juga memiliki transaksi investasi ekonomi halal mencolok di samping Indonesia, yaitu Uni Emirat Arab dengan US$1,53 miliar dari 50 transaksi, serta Arab Saudi dengan US$1,08 miliar dari 25 transaksi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper