Bisnis.com,JAKARTA - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hassan menilai Rusia telah menerapkan aturan tegas terkait kehalalan produk, yang bisa menjadi contoh bagi Indonesia.
Menurutnya, halal saat ini telah menjadi gaya hidup global, termasuk di negara-negara Eropa, dan Rusia menjadi salah satu contohnya. Negara itu bahkan secara rutin menggelar festival produk halal tahunan yang menampilkan beragam produk dalam negeri yang sudah tersertifikasi halal secara internasional.
“Belum lama ini saya bertugas sebagai pembicara di Rusia dalam sebuah agenda internasional. Di hotel tempat saya menginap, sudah ada label halal. Saat saya makan di sebuah restoran di luar hotel, tertulis jelas bahwa makanannya nonhalal. Di sana diumumkan secara terbuka. Saya ingin di Indonesia juga bisa sejelas dan setegas itu,” ujarnya, belum lama ini.
Kian meningkatnya pemahaman masyarakat Rusia terhadap produk halal turut membuka peluang pariwisata halal dari Indonesia. Para pelaku wisata di Rusia mulai membidik wisatawan Indonesia untuk berkunjung ke negara tersebut.
CEO perusahaan perjalanan AsiaRuss, Irina Latushkina, mengungkapkan bahwa rata-rata 170.000 warga Rusia berlibur ke Indonesia setiap tahun. Sebaliknya, hanya sekitar 17.000 warga Indonesia yang berkunjung ke Rusia.
“Jujur saja, Rusia bukan destinasi liburan pertama yang terpikir oleh orang Indonesia. Terlalu dingin. Terlalu rumit,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/6/2025).
Baca Juga
Untuk itu, pelaku usaha pariwisata Rusia kini mendesain ulang layanan mereka agar lebih ramah bagi wisatawan Indonesia. Selain menyiapkan pemandu wisata yang fasih berbahasa Indonesia, mereka juga menawarkan paket wisata yang sesuai kebutuhan wisatawan muslim, yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia.
Paket tersebut mencakup pengalaman seperti salat Jumat di Masjid Agung Moskow, makan malam di restoran halal dengan cita rasa Asia yang sesuai selera lidah Indonesia. “Di Rusia ada lebih dari 20.000 masjid, dan industri makanan halal juga berkembang pesat,” tambah Irina.
Ia mengatakan bahwa wisatawan Indonesia umumnya menyukai hal baru, tetapi tidak menyukai ketidaknyamanan. Oleh karena itu, pelaku usaha pariwisata Rusia terus berupaya menghilangkan kerumitan yang mungkin dialami pengunjung dari Indonesia.
Sekretaris Jenderal Asita, Budijanto Ardiansjah, menyambut baik inisiatif tersebut. Ia mengatakan bahwa langkah pelaku pariwisata Rusia menunjukkan komitmen untuk menciptakan hubungan pariwisata dua arah yang lebih seimbang.
“Fokus pada kepekaan budaya dan keterjangkauan harga akan membantu mengatasi hambatan utama bagi wisatawan Indonesia,” ujarnya.