Bisnis.com, JAKARTA — Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Thajaja Purnama tengah mengkaji sejumlah lapangan minyak dan gas bumi yang dimiliki perseroan untuk dijadikan acuan dalam mengelola Blok Rokan.
Pria yang sapa akrab disapa Ahok itu mengungkapkan bahwa Pertamina tidak ingin membuat nasib Blok Rokan saat alih kelola nanti mengalami penurunan produksi seperti yang terjadi di Blok Mahakam.
Pada Kamis (7/4/2021), Ahok menyambangi Blok Cepu, Jawa Timur untuk membandingkan blok migas yang dikelola secara kerja sama dengan mitra strategis dengan blok migas yang dikelola secara mandiri.
“Kenapa Banyu Urip bisa jadi ladang minyak kebanggaan Indonesia dengan biaya produksi yang murah? Apa karena Pertamina hanya 45 persen dan Exxon sebagai partner sangat baik manajeman dan teknologinya? Mereka melatih dan melakukan transfer teknologi sangat baik untuk bangsa kita,” katanya kepada Bisnis, Jumat (9/4/2021).
Ahok menuturkan bahwa kinerja lapangan Banyu Urip dinilai sangat baik karena tidak ada tumpahan minyak lebih dari 1 barel minyak dan tidak ada lost time incident sejak Februari 2016, serta up time di atas 99 persen dengan biaya produksi di bawah US$2 per barel.
Menurutnya, hasil kajian dari lapangan Banyu Urip akan diimplementasikan di lapangan Blok Rokan dan blok-blok migas lain yang dikelola Pertamina. Namun, Ahok enggan membeberkan terkait dengan mitra potensial untuk Blok Rokan.
“Kami tidak mau blok sumur yang diambil Pertamina seperti kejadian di Mahakam jangan terulang di Rokan. Kerjakan sendiri, jika tidak lebih baik harus ada solusinya,” ungkapnya.