Bisnis.com, JAKARTA — PT Natura Nuswantara Nirmala melalui produk Nucleus Farma terbuka untuk menjalin riset kerjasama dan mewujudkan triple helix melalui sinergi antara pemerintah, akademisi, maupun praktisi.
Upaya tersebut telah dibuktikan salah satunya dengan keterlibatan Nucleus Farma dalam riset obat antikanker ovarium dari bahan alam yang sangat bermanfaat di Indonesia.
CEO Nucleus Farma Edward Basilianus mengatakan biodiversitas tanaman obat yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan produk berbahan herbal yang semakin meningkat.
“Jika ini bisa dilakukan dengan optimal akan berdampak positif pada perekonomian nasional dan mendukung kemandirian industri obat berbahan herbal,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (10/4/2021).
Edward juga melihat tren penggunaan bahan alam, khususnya obat tradisional di masa pandemi Covid-19 merupakan momentum emas bagi masyarakat untuk kembali mencari dan menggunakan rempah-rempah asli Indonesia.
Hal itu juga menjadi peluang bagi para peneliti untuk dapat mengembangkan hasil risetnya serta memacu para produsen untuk lebih fokus mengembangkan produk berbasis herbal.
Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengatakan pengobatan tradisional Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan ramuan jamu.
Jamu di Indonesia sudah ada sejak 1.300 masehi dan merupakan minuman bersejarah dengan berbagai khasiat untuk menjaga kesehatan, bahkan menyembuhkan berbagai penyakit.
Ranny mengatakan pengobatan tradisional sudah diakui oleh WHO, badan kesehatan PBB. WHO menunjukan kepedulian terhadap pengembangan obat tradisional dengan mengeluarkan buku panduan Metodologi Penelitian dan Evaluasi terhadap pengobatan tradisional.
"Jenis pengobatan alternatif dikelompokkan menjadi dua, yakni pengobatan berdasarkan herbal dan terapi yang berdasarkan prosedur tradisional. Yang termasuk pengobatan alternatif herbal yaitu penggunaan bahan asli tanaman seperti bunga, buah-buahan, akar, daun dan lain-lain dan saat ini bertambah dari sumber hewani,” kata Ranny.