Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan pemerintah melarang mudik saat Idulfitri menjadi peluang naiknya okupansi perhotelan terutama yang berada di Jakarta dan sekitarnya.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan saat ini kondisi hotel di Jakarta belum pulih meskipun tingkat keterisian atau okupansi di tahun ini mulai bergerak naik di sekitar level 50 persen.
Hal itu dikarenakan masih sedikitnya kegiatan korporasi yang diadakan di hotel, meskipun kegiatan pemerintahan sudah banyak dilakukan di hotel.
"Untuk sektor perhotelan selama ini 80 persen ditopang kegiatan dari pemerintah dan korporasi. Hotel kondisinya belum normal, hotel masih mengadakan diskon, sektor pemerintahan masih ada yang aktif, korporasi masih berkurang banyak," ujarnya pada Rabu (7/4/2021).
Menurutnya, saat ini sektor perhotelan masih bisa bertahan karena adanya free and independent traveler (FIT) yang melakukan staycation. Oleh karena itu terjadi pergeseran waktu sibuk yang biasanya terjadi di waktu kerja menjadi akhir pekan.
"Vaksin sudah mulai diharapkan kegiatan bisnis di Jakarta segera kembali seperti semula," kata Ferry.
Dia menilai tidak diperbolehkannya mudik Lebaran ini akan membuat tren staycation di hotel meningkat. Larangan mudik ini menjadi peluang bagi perhotelan di Jakarta untuk menarik minat staycation.
"Biasanya kalau Lebaran okupansi hotel turun, tetapi tahun ini kemungkinan bisa naik, karena daripada mereka saat Lebaran tidak ke mana-mana karena larangan mudik, lebih baik stay di hotel," tutur Ferry.