Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan akan menunda beberapa konstruksi jalan baru tahun ini. Hal tersebut dilakukan lantaran refocusing yang dilakukan pada program pembangunan jalan senilai Rp4,28 triliun. Alhasil, anggaran untuk program pembangunan jalan berkurang dari Rp12,16 triliun menjadi Rp7,88 triliun.
Direktur Pembangunan Jalan Kementerian PUPR Ahmad Herry Vazza mengatakan pihaknya harus menunda beberapa konstruksi jalan pada tahun ini.
"Kebanyakan [program pembangunan jalan baru yang ditunda disebabkan masalah pembebasan] lahan. Kalau bisa didorong [pembebasan] lahan biar dimiliki [negara] lebih cepat, kami bisa cepat bangunnya," katanya kepada Bisnis, Selasa (6/4/2021).
Beberapa proyek yang disebutkan Herry adalah konstruksi jalan baru di Kawasan Industri (KI) Subang, akses Bandara Internasional Syamsudin Noor, dan akses kawasan Puncak.
Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) mencatat ada beberapa proyek jalan baru yang terdampak refocusing 2021, yakni perubahan sumber pendanaan konstruksi Jalan Aek Natolu-Ajibata dari rupiah murni menjadi pinjaman/hibah luar negeri (PHLN).
Walakin, Herry mengatakan pemanjangan waktu kontrak konstruksi merupakan strategi yang paling banyak digunakan untuk menghadapi refocusing tahun ini. Dengan kata lain, sebagian besar proyek pembangunan jalan baru yang seharusnya rampung tahun ini diperpanjang hingga 2022.
Baca Juga
"Sebenarnya kami mencegah agar utang untuk tahun depan tidak terlalu banyak [dengan meminimalisasi kontrak tahun jamak]. Tapi, jadinya masterplan kami cukup banyak [tertunda] karena [anggaran] kami dipotong setengahnya," kata Herry.
Herry mengatakan beberapa proyek pembangunan jalan baru yang menerima perpanjangan waktu adalah pembangunan jalan baru di KI Batang dan di Food Estate Kalimantan Tengah non-eks PLG.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahardian mencatat pagu anggaran ditjen pada awal 2021 mencapai Rp53,96 triliun. Walaupun terkena refocusing, pagu akhir Bina Marga tahun ini mencapai Rp47,63 triliun karena adanya percepatan penarikan pinjaman atau hibah luar negeri sekitar Rp550 miliar.
Berdasarkan data DJBM, tahun ini ada 1.458 paket konstruksi baru senilai Rp18,35 triliun. Hingga akhir kuartal I/2021, masih ada 37 paket konstruksi yang belum dilelang dengan nilai sekitar Rp466 miliar, sedangkan jumlah paket yang sedang melalui proses lelang mencapai 336 paket senilai Rp6,32 triliun.
Dengan kata lain, Ditjen Bina Marga akan menunda kegiatan 337 kegiatan konstruksi senilai Rp6,8 triliun pada tahun ini akibat dari refocusing anggaran 2021. Adapun, kegiatan konstruksi yang ditunda pada tahun ini berkontribusi sekitar 17 persen dari total kegiatan konstruksi Ditjen Bina Marga sepanjang 2021.
Singkat kata, refocusing yang terjadi pada Ditjen Bina Marga membuat target pembangunan jalan baru terkoreksi sepanjang 132 kilometer menjadi 788 kilometer. Di samping itu, target pembangunan jembatan baru, flyover, maupun underpass berkurang drastis sebanyak 29.357 meter menjadi hanya 384 meter.
Sementara itu, target lainnya tidak berubah sepanjang tahun ini. Adapun, Ditjen Bina Marga menargetkan dapat menambah pengoperasian jalan tol sepanjang 346 kilometer, melakukan preservasi jalan sepanjang 47.17 kilometer, melakukan pemeliharaan jembatan sepanjang 510.366 meter, dan merevitalisasi drainase jalan di 33 provinsi.