Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maksimalkan Produksi, Indofood Gandeng UMKM

Sejumlah contoh peran UMKM sebagai supply inclusive up-stream (partnership) adalah pertanian hortikultura, peternak susu, petani gula kelapa yang memasok produk mereka ke perusahaan.
Indofood/Antara
Indofood/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indofood Sukses Makmur Tbk. bersama kelompok usaha dan binaan sudah menjalankan model kemitraan untuk membangun up-stream inclusive business dan down stream inclusive business di sejumlah tempat melalui sejumlah produk pangan.

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Franciscus Welirang mengatakan pada lini up stream inclusive business, perseroan menjalin kemitraan dengan petani atau kelompok petani dalam rantai supply-value sebagai bagian model bisnis untuk mendukung unit produksi manufaktur di sejumlah pabrikan.

Sementara pada lini down stream inclusive business, perseroan mengembangkan kemitraan entrepreneurship dengan UKM.

"Sebagai contoh program Mitra dari Bogasari memberikan pengaruh ekonomi secara tak langsung. Saat ini Bogasari Mitra Card Partners sudah ada lebih dari 55.000 mitra dan bertumbuh secara berkelanjutan," katanya dalam sebuah webinar yang dikutip, Jumat (2/4/2021).

Menurut Fransciscus mengembangkan ekonomi inklusif berbasis UMKM membuka peluang yang sangat besar dalam memutar roda ekonomi rakyat. Dia menilai model kemitraan down stream inclusive ini adalah peluang UMKM Indonesia untuk naik kelas.

Selain punya posisi yang vital dalam rantai nilai pangan, UMKM punya peran yang strategis menjadi roda yang menggerakkan ekonomi. Sejumlah contoh peran UMKM sebagai supply inclusive up-stream (partnership) adalah pertanian hortikultura, peternak susu, petani gula kelapa yang memasok produk mereka ke perusahaan.

Sementara dalam pengolahan pascapanen, UMKM juga dapat berperan dalam proses mengurangi potensi post harvest loss melalui proses sorting, packing, dan memperpanjang masa simpan melalui proses drying serta cold chain atas produk hasil panen sektor pertanian.

Franciscus mengatakan menurut catatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura hingga saat ini masih terjadi potensi tingkat kehilangan produk hortikultura pascapanen sebesar 40-60 persen. Hal itu di antaranya karena lack of technology, lack ofinfrastructure, dan poor handling practices dalam proses pascapanen.

"Peluang UMKM dalam post harvest ini seharusnya bisa meniadi perhatian bersama semua pihak untuk memberdayakan UMKM berbasis pertanian. Dalam rantai nilai pangan, sasarannya untuk meminimalkan food losses dan food waste, meningkatkan kualitas. keamanan pangan, dan memberi nilai tambah," ujarnya.

Pendeknya, lanjut Franciscus diperlukan totalitas kebijakan dari pemerintah pada sektor pertanian dan UMKM agar sektor yang sudah mulai berjalan dan berada di posisi pemulihan ini bisa berkembang dan berjalan secara masif ke depan menyongsong kebangkitan ekonomi pasca pandemi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper