Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha ritel modern masih menunggu kejelasan teknis dari pemerintah terkait pembatasan mudik Lebaran tahun ini. Proyeksi pertumbuhan penjualan akan sangat bergantung pada kebijakan soal mobilitas.
Head of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) Fernando Repi mengatakan bahwa perbaikan penjualan mulai terlihat meski berjalan dengan lambat. Sekalipun mudik dibatasi, dia mengharapkan agar operasional ritel modern tidak dibatasi dan berjalan dengan protokol kenormalan baru yang telah ada.
“Jangan sampai kemudian ada penutupan atau pembatasan operasional lagi seperti tahun lalu. Selain itu, dalam setahun ini juga sebenarnya jadi momen masyarakat membiasakan diri berbelanja daring,” kata Fernando saat dihubungi, Selasa (30/3/2021).
Fernando mengemukakan bahwa distribusi penjualan ke daerah bisa tetap berlanjut selama pembatasan mobilitas antardaerah. Dia menyebutkan bahwa sistem penjualan daring telah memungkinkan masyarakat membeli barang tak hanya untuk pribadi, tetapi juga kerabat di wilayah lain.
Pada masa normal, tuturnya, memang ada kecenderungan kenaikan penjualan di gerai-gerai di luar Jabodetabek. Dia menyebut fenomena ini sebagai pemerataan dengan kenaikan yang menurutnya tidak terlalu signifikan.
“Sebelum pandemi kalau dibandingkan untuk gerai di luar Jabodetabek memang ada kenaikan meski tidak signifikan. Saya menyebutnya lebih ke distribusi. Yang jelas ini akan sangat tergantung pada kebijakan pemerintah soal operasional,” lanjutnya.
MPPA tercatat bakal tetap memanfaatkan Ramadan dan Idulfitri sebagai momen untuk mengejar peningkatan penjualan. Dengan asumsi vaksinasi terus berjalan dan menjangkau lebih banyak penduduk, Fernando memprediksi transaksi pada festive season bisa tumbuh 20 sampai 30 persen dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.
Meski meyakini transaksi akan membaik, Fernando mengatakan bahwa penambahan stok akan dilakukan secara hati-hati. Dia menyebutkan banyak peritel yang belajar dari pengalaman tahun lalu ketika pandemi datang ketika persiapan stok Ramadan telah disiapkan jauh sebelumnya.
Pengelola toko kelontong yang beroperasi di rest area jalan tol juga menanti kejelasan kebijakan pemerintah. Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama, perusahaan pengelola Indomaret, Wiwiek Yusuf mengatakan bahwa tingkat kunjungan ke gerai di lokasi rest area sangat bergantung pada kebijakan pemerintah.
“Soal keramaian toko-toko kami di rest area tol, ini tergantung dengan regulasi pemerintah berkaitan dengan mobilitas orang, termasuk aturan mudik,” kata dia.
Wiwiek menjelaskan gerai Indomaret tersebar di hampir semua rest area jalan tol. Jika merujuk ke data Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, setidaknya ada 54 rest area tipe A dan B di tol Trans-Jawa per Mei 2019. Terdapat pula 24 titik rest area tipe C yang hanya beroperasi saat libur panjang Lebaran serta Natal dan tahun baru.
Wiwiek mengemukakan perusahaan telah mulai menyiapkan stok untuk Ramadan dan Idulfitri tiga bulan sebelumnya. Distribusi barang dilakukan secara bertahap ke seluruh gerai.
“Kami terus dorong pelanggan untuk belanja secara daring. Bagi yang tidak bisa mudik sebenarnya tetap bisa menggunakan layanan ini dan barang bisa kami antar ke keluarga di kampung halaman,” kata dia.