Bisnis.com, JAKARTA - Moody's Investors Service Inc. menyatakan tersumbatnya lalu lintas Terusan Suez tidak akan mempengaruhi rating perusahaan properti di Jepang.
Seperti diketahui, kapal Evergreen yang menyumbat Terusan Suez merupakan salah satu properti milik perusahaan logistik besutan Negeri Sakura.
VP Senior Analyst Moody's Soichiro Makimoto mengatakan pihaknya meramalkan tidak akan ada dampak yang signifikan ke rating perusahaan properti Jepang. Pasalnya, ungkap Makimoto, sebagian besar asuransi sebuah kapal biasanya ditanggung oleh beberapa penjamin.
"Dengan demikian, beban kerugian [akibat kecelakaan di Terusan Suez] akan dibagi ke beberapa penjamin. Selain itu, penjamin besar asal Jepang secara umum tidak meng-cover asuransi liabilitas untuk pemilik kapal," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu, (28/3/2021).
Makimoto menyampaikan polis asuransi kargo biasanya juga ditanggung oleh beberapa penjamin. Biasanya penjamin asuransi kargo berasal dari luar negeri.
Maka dari itu, kerugian yang timbul dari kecelakaan di Terusan Suez akan ditanggung oleh beberapa perusahaan asuransi dan reasuransi.
Baca Juga
Dikutip dari Bloomberg, insiden terjadi ketika angin kencang bertiup melalui wilayah tersebut dan mengikis pasir di sepanjang tepi kanal sepanjang 120 mil, yang menghubungkan Mediterania di utara dengan Laut Merah di selatan. Alhasil, jalur airnya semakin sempit - lebarnya kurang dari 675 kaki (205 meter) di beberapa tempat - dan sulit dikendalikan jika visibilitas buruk.
Namun, kapal Ever Given milik perusahaan pelayaran Evergreen di ketahui tetap berada di jalurnya melalui terusan tersebut dalam perjalanan ke Rotterdam dari Tiongkok.
Saat hembusan yang mencapai setinggi 46 mil per jam menyapu debu di sekitarnya, awak kapal kehilangan kendali dan kapal itu berbelok ke samping ke tanggul berpasir, menghalangi hampir keseluruhan saluran.
Dilansir dari BBC, perusahaan pemilik Ever Given adalah Shoei Kisen Kaisha asal Jepang. Adapun, Shoei Kisen Kaisha menyatakan sedang mencoba untuk menyelesaikan sumbatan tersebut secepat mungkin. Namun demikian, pembukaan kembali Terusan Suez dinilai sangat sulit.
Sementara itu, perusahaan Taiwan yang mengoperasikan Ever Given, Evergreen Marine, mengatakan otoritas Terusan Suez sedang mendesain rencana yang lebih efektif agar Ever Given dapat kembali mengapung.
Sumbatan di Terusan Suez membuat antrian setidaknya sepanjang 150 kapal yang menunggu untuk melintas. Pasalnya, waktu yang dibutuhkan untuk mengitari Benua Afrika akan menambah waktu pelayaran sekitar 2 minggu.
Seperti diketahui, sekitar 12 persen dari total perdagangan internasional melintasi Terusan Suez. Pasalnya, jalur tersebut merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa.