Bisnis.com, JAKARTA – Moody's Investors Service Inc. memperkirakan, penyumbatan yang terjadi di Terusan Suez akan mempengaruhi sektor manufaktur Benua Eropa. Selain itu, penyumbatan tersebut akan membuat kemacetan di pelabuhan-pelabuhan transit Eropa semakin tinggi.
Cive President Moody;s Daniel Harlid meramalkan sektor manufaktur yang paling terdampak dari kejadian tersebut adalah sektor otomotif dan komponen otomotif. Kedua sektor tersebut dinilai memiliki penjadwalan kedatangan dan pengiriman bahan baku yang cukup kaku.
"Kejadian itu artinya mereka tidak memiliki stok komponen otomotif dan hanya memiliki stok dalam jangka pendek. Selain itu, asal pasokan komponen otomotif berasal dari produsen di Asia," katanya dalam siaran pers yang dikutip Minggu (28/3/2021).
Seperti diketahui, penyumbatan lalu lintas di Terusan Suez berlangsung sejak Selasa (23/3/2021). Daniel menilai bertambahnya tingkat kemacetan di pelabuhan transit utama Eropa akan menjadi keniscayaan walaupun sumbatan di Terusan Suez bisa diselesaikan hari ini.
Di sisi lain, Daniel berpendapat efek untuk arus kas perusahaan perkapalan masih netral. Namun demikian, lanjutnya, ongkos bahan bakar kapal akan meningkat lantaran rute yang dipilih semakin panjang setelah sejumlah kapal logistik akan memutari Benua Afrika untuk mengakali tersumbatnya Terusan Suez.
Selain itu, Daniel meramalkan tarif angkut spot ke Eropa juga akan tumbuh. "Atau setidaknya berhenti mengalami tren penurunan dari tarif yang sudah sangat tinggi saat ini," ucapnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, kapal kontainer Ever Given yang memiliki berat 220.000 ton dan panjang 400 meter kandas di dekat ujung selatan Terusan Suez pada pagi hari, Selasa (23/3/2021).
Hingga Kamis (24/3/2021), kapal yang tersangkut di sisi Terusan Suez tersebut belum disingkirkan. Alhasil, gangguan ini membuat lalu lintas kapal kargo menuju Eropa dari Asia atau Afrika, dan sebaliknya, terganggu.
Dikutip dari Bloomberg, insiden terjadi ketika angin kencang bertiup melalui wilayah tersebut dan mengikis pasir di sepanjang tepi kanal sepanjang 120 mil, yang menghubungkan Mediterania di utara dengan Laut Merah di selatan. Alhasil, jalur airnya semakin sempit - lebarnya kurang dari 675 kaki (205 meter) di beberapa tempat - dan sulit dikendalikan jika visibilitas buruk.
Namun, kapal Ever Given milik perusahaan pelayaran Evergreen diketahui tetap berada di jalurnya melalui terusan tersebut dalam perjalanan ke Rotterdam dari China. Saat hembusan yang mencapai setinggi 46 mil per jam menyapu debu di sekitarnya, awak kapal kehilangan kendali dan kapal itu berbelok ke samping ke tanggul berpasir, menghalangi hampir keseluruhan saluran.