Bisnis.com, JAKARTA – Terjepitnya kapal kargo raksasa Ever Given yang mengakibatkan jalur laut di Terusan Suez macet diperkirakan membuat sejumlah komoditas perdagangan mengalami kelangkaan karena jalur pengiriman terhambat.
Tergantung seberapa lama kapal seberat 224.000 ton tersebut dapat terbebas dari Terusan Suez, sejumlah barang mulai dari minyak mentah, kopi, furnitur, bahkan tisu toilet diperkirakan mengalami kelangkaan.
“Ini akan mempengaruhi apa pun yang Anda lihat di toko," ungkap pakar pengiriman peti kemas independen Lars Jensen, dilansir dari NBC News Sabtu (27/3/2021).
Sekitar 12 persen perdagangan global bergerak melalui jalur air yang menghubungkan Eropa dan Asia tersebut. Terhambatnya Terusan Suez menambah tekanan terhadap pasokan yang sebelumnya telah terhambat oleh pandemi virus corona.
Dilansir dari Business Insider, Nike, Costco, Toyota, Honda, dan Samsung baru-baru ini mengatakan masalah rantai pasokan merugikan bisnis pada kuartal ini dan kemungkinan akan berdampak ke depan.
Para ahli mengatakan bahwa penyumbatan Terusan Suez menelan biaya sekitar US$400 juta (Rp5,76 triliun) per jam dan kapal yang macet bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk dipindahkan. Beberapa kapal lain akan mengambil rute alternatif di sekitar Afrika dan akan memakan waktu perjalanan yang jauh lebih lama.
Baca Juga
Berikut ini adalah sejumlah barang yang dapat mengalami kelangkaan:
Tisu Toilet
Dilansir Bloomberg, salah satu produsen terbesar pulp yang digunakan untuk membuat tisu toilet, Suzano SA, mengatakan bahwa kemacetan Terusan Suez kemungkinan akan menunda pengiriman bubur kayu. Akibatnya, , ketersediaan tisu toilet di toko-toko juga akan terhambat.
CEO Suzano Walter Schalka mengatakan bahwa persaingan untuk pengiriman kontainer kemungkinan akan menunda pengiriman kembali Suzano setidaknya sebulan lebih lama.
Pada awal pandemi virus corona, sejumlah orang terpaksa menimbun tisu toilet dan barang-barang rumah tangga lain untuk menghadapi lockdown. Saat ini, mereka diperkirakan menghadapi situasi yang sama seperti tahun lalu ketika tisu toilet menjadi sangat langka.
Harga kertas toilet juga bisa naik karena penundaan pelabuhan bahkan di luar Terusan Suez meningkatkan harga pengiriman ke luar negeri.
Kopi
Kecelakaan kapal itu tidak hanya membatasi pengiriman minyak mentah dan gas alam cair, tetapi juga kopi robusta - jenis yang digunakan oleh salah satu produsen raksasa di Eropa yakni Nescafe.
Eropa paling terpengaruh karena mengimpor melalui Suez, tetapi dampaknya akan terasa secara global karena berpeluang menciptakan kondisi penundaan pengiriman produk makanan ke seluruh dunia.
“Bagi para pedagang, mereka akan berebut untuk memasok klien mereka di Eropa,” kata pendiri JL Coffee Consulting Jan Luhmann, dilansir Bloomberg.
Dari sekian banyak produsen kopi robusta dunia, hanya Brasil dan Pantai Gading yang tidak menggunakan jalur utama ini untuk menjangkau konsumen utama di Eropa.
Kekhawatiran tentang gangguan pasokan kopi robusta ini membuat harga komoditas itu di bursa berjangka London menguat sebanyak 2,8 persen pada Jumat (26/3/2021).
Selisih harga antara kopi untuk pengiriman Mei dan biji untuk Juli melonjak lebih dari 30 persen pada hari Jumat sebelumnya.
Furnitur
Bahkan sebelum tersumbatnya Terusan Suez, konsumen furnitur sudah mengalami beberapa kali penundaan. Dalam outlook pendapatan kuartal ketiga di bulan Februari, para eksekutif La-Z-Boy mengatakan pelanggan baru bisa mendapatkan furnitur lima hingga sembilan bulan dari tanggal pembelian.
Penundaan dalam ketersediaan diperburuk oleh kemacetan di pelabuhan, terutama di California Selatan, tempat pengiriman utama peti kemas dari Asia. Penyumbatan Suez sepertinya juga akan memperburuk keadaan.
CEO Kasala Dan Flickinger mengatakan kepada Washington Post pada awal Maret bahwa pesanan yang dilakukan bulan ini diperkirakan tidak akan tiba di tokonya hingga Desember.
"Banyak furnitur kami adalah buatan tangan dan membutuhkan banyak sekali komponen, jadi satu bagian yang hilang benar-benar dapat mengacaukan banyak produksi," kata Flickinger, dikutip dari Washington Post.
Minyak Mentah
Meskipun harga minyak mentah cenderung tertekan dalam beberapa waktu terakhir akibat turunnya permintaan, Hal tersebut dapat diimbangi oleh terhambatnya Terusan Suez yang menghalangi pengiriman.
Kepala ekonom Argus media David Fyfe mengatakan kepada NBC News bahwa pengiriman minyak melalui Terusan Suez menyumbang sekitar 5 persen hingga 10 persen dari pengiriman global.
Pekan ini, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun kurang dari 1 persen di level US$60,97. Sementara itu, minyak mentah Brent menghentikan penurunan mingguan berturut-turut.