Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Kampung Miliarder di Tuban, Jawa Timur menjadi ramai dibahas warganet setelah upaya pemerintah mengelola investasi yang mangkrak di daerah tersebut.
Kampung Miliarder di Tuban menjadi viral setelah masuknya investasi besar dari Pertamina dan perusahaan Rusia, Rosneft. Warga kampung ini yang merasakan berkah investasi itu berbondong-bondong membeli ratusan mobil.
Bahlil mengatakan mengatasi investasi mangkrak merupakan amanat Presiden Joko Widodo.
Dia mengaku turun langsung untuk melakukan pembebasan lahan seluas 800 hektar yang tidak terselesaikan dan membuat investasi mangkrak selama empat tahun. Proyek tersebut merupakan joint venture antara Pertamina dan Rosneft asal Rusia senilai Rp211,9 triliun.
“Terpaksa saya datangi dengan cara HIPMI [Himpunan Pengusaha Muda Indonesia]. Saya datangi Tuban, pakai sarung, minum kopi, tidak pakai protokol. Kita selesaikan. Makanya ada desa miliuner itu. Itu akibat dari bayar tanah. Bukan ganti rugi tapi ganti untung. Itu transparan dan kita awasi. Dan menyelesaikan urusan tanah di Indonesia, kampusnya di HIPMI,” katanya saat menjadi pembicara HIPMI Fest yang dikutip dari keterangan pers.
Bahlil meyakini bahwa mendatangkan industri besar menjadi salah satu cara memajukan Jawa Timur. Dengan masuknya investasi besar seperti Pertamina-Rosneft akan menciptakan lapangan kerja dan memberikan multiplier effect kepada daerah di sekitarnya.
Baca Juga
Secara umum dalam kondisi pandemi Covid-19, realisasi investasi di Jawa Timur sepanjang tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai Rp78,4 triliun.
“Artinya sekalipun terjadi pandemi Covid-19, realisasi investasi Jawa Timur itu lebih tinggi ketimbang tidak pandemi. Ini kondisinya,” ujar Bahlil yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI periode 2015-2019.
Bahlil menjelaskan bahwa realisasi investasi terbesar di provinsi Jawa Timur selama periode 2016-2020 disumbang oleh Kabupaten Gresik (Rp70,4 triliun), Kota Surabaya (Rp64,0 triliun), Kabupaten Pasuruan (Rp48 triliun), dan Kabupaten Sidoarjo (Rp30,4 triliun).
“Secara kebetulan, Bupatinya ini kader HIPMI, baik Bupati Gresik maupun Bupati Sidoarjo. Walikotanya juga adalah anak muda. Saya punya keyakinan ke depan, Jawa Timur itu akan betul-betul ditopang oleh 3 (tiga) daerah ini,” jelasnya.
Dalam periode 5 tahun terakhir (2016-2020), total realisasi investasi di Provinsi Jawa Timur mencapai Rp328 triliun. Adapun negara asal investasi didominasi oleh Singapura (US$2,57 miliar), disusul Jepang (US$1,65 miliar), Korea Selatan (US$0,69 miliar), Belanda (US$0,56 miliar), dan Hongkong, RRT (US$0,448 miliar).