Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diproyeksi Tumbuh, Farmasi Minta Obat Fitofarmaka Masuk Fornas

Tahun lalu industri farmasi masih mencatat nilai yang tidak besar atau hanya sebesar Rp11,53 miliar. Angka itu diharapkan masih bertumbuh hingga dua kali lipat tahun ini.
Pabrik PT Indofarma Tbk. /indofarma.id
Pabrik PT Indofarma Tbk. /indofarma.id

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian memproyeksi tahun ini industri kimia hilir dan farmasi diproyeksikan tetap tumbuh positif sebesar 6,85 persen dengan kontribusinya terhadap PDB nasional sebesar 1,06 persen.

Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian Muhammad Taufiq mengatakan saat ini khusus di industri farmasi telah menjadi industri prioritas pemerintah yang terus tumbuh meski di tengah pandemi Covid-19.

"Tahun lalu farmasi juga tumbuh positif sebesar 9,39 persen dengan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 1,13 persen," katanya kepada Bisnis, Selasa (23/3/2021).

Meski demikian, dari sisi investasi, Taufiq menyebut tahun lalu industri farmasi masih mencatat nilai yang tidak besar atau hanya sebesar Rp11,53 miliar. Angka itu diharapkan masih bertumbuh hingga dua kali lipat tahun ini.

Pemerintah pun berharap realisasi investasi nantinya dapat mendorong penggunaan teknologi terbaru di sektor farmasi. Apalagi industri ini masih memiliki PR akan pemenuhan bahan baku yang sekitar 92 persen masih harus impor.  

"Kami perkirakan industri kimia dan farmasi tahun ini akan meningkat menjadi Rp22,27 miliar," ujarnya.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam menyebut pemerintah akan terus mendorong industri farmasi untuk terus membangun struktur yang lebih dalam dan terintegrasi, sehingga mampu menghasilkan produk-produk dengan inovasi baru dan bernilai tambah tinggi.

Adapun langkah strategis yang sedang dijalankan Kemenperin, yakni membangun dan mengembangkan industri bahan baku obat di dalam negeri serta mengembangkan industri yang menghasilkan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) berbahan tanaman herbal dalam negeri.

"Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan TKDN farmasi, sehingga dapat memaksimalkan penggunaan obat dalam negeri melalui pengadaan obat pada sistem JKN [Jaminan Kesehatan Nasional]," ujarnya.

Hal itu sesuai dengan usulan Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) yang mengharapkan OMAI dalam kelas fitofarmaka dapat digunakan untuk preventif dan pengobatan Covid-19 saat ini.

Secara implementasi, GPFI mengusulkan adanya Fornas OMAI agar dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan mainstream JKN. Hal itu juga diyakini akan sejalan dengan roadmap pengembangan kemandirian bahan baku industri farmasi. 

Sementara itu, jika hal tersebut bisa dilakukan maka setidaknya akan membantu industri yang sebenarnya juga tertekan akibat pandemi Covid-19. Di mana serapan obat untuk pasien selain Covid-19 turun drastis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper