Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Harga Bahan Pokok di Pasar Masih Tinggi! Ini Buktinya

Harga sejumlah bahan pokok di pasar domestik dinilai masih tinggi dan di atas harga eceran tertinggi yang disarankan oleh pemerintah.
Pedagang melayani pembeli di pasar Pondok Labu, Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pedagang melayani pembeli di pasar Pondok Labu, Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga sejumlah komoditas bahan pangan di pasar domestik masih stabil tinggi mengikuti kondisi harga internasional. Pemerintah diharapkan dapat menjadikan kondisi ini sebagai momentum perbaikan tata niaga.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan harga gula di beberapa titik telah mencapai Rp17.000 per kilogram (kg). Harga ini jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang disarankan pemerintah yakni Rp12.500 per kg.

Adapun, lanjutnya, harga rata-rata gula secara nasional menurut laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) adalah Rp14.350 per kg pada pekan ini.

“Kami masih dalami apa penyebabnya. Namun tren dari tahun ke tahun harga di pasar tradisional memang sulit terkendali,” kata Mansuri, Minggu (14/3/2021).

Harga minyak goreng curah pun bertahan di level Rp15.000 sampai Rp16.000 per kg dalam beberapa pekan terakhir. Dia menyebutkan harga normal biasanya berkisar di level Rp14.000 per kg. Pada saat yang sama, indeks harga minyak nabati global menyentuh 147,4 poin atau lebih tinggi dari rata-rata indeks pada 2012.

Mansuri menjelaskan pula kenaikan harga daging segar, baik yang berasal dari bakalan eks-impor maupun sapi lokal. Untuk daging murni misalnya, kini berada di level Rp125.000 per kg dibandingkan dengan kondisi normal yakni Rp114.000 per kg. Kenaikan juga terjadi pada daging paha belakang yang kini berada di posisi Rp130.000 per kg dari Rp120.000 per kg.

“Bawang putih relatif aman di kisaran Rp30.000 per kilogram. Namun, kondisi harga pangan dunia dan lokal seharusnya jadi momentum untuk perbaikan tata niaga. Baik dari sisi perbaikan produksi dan restrukturisasi distribusi,” kata Mansuri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper