Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Bapok Naik, Target Inflasi Volatile Food di Bawah 2 Persen

Kemendag berupaya mengendalikan inflasi volatile food dengan target di bawah 2 persen kendati bakal terjadi kenaikan permintaan bapok kendati daya beli masyarakat belum pulih.
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan atas sejumlah komoditas bahan pangan pokok diramal naik meski daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih pada momen Ramadan dan Lebaran. Kementerian Perdagangan menargetkan inflasi volatile food tetap terjaga seperti dua tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Oke Nurwan mengemukakan harga pangan pada Ramadan-Idulfitri pada 2019 dan 2020 cukup stabil dengan inflasi umum yang kurang dari 1 persen dan inflasi volatile food yang terkendali di bawah 2 persen.

“Angka ini menjadi benchmark Kemendag dan kementerian atau lembaga terkait untuk berupaya maksimal dan berkoordinasi secara intensif agar kinerja yang sudah dicapai selama dua tahun terakhir dapat kembali tercapai atau bahkan lebih baik di tahun 2021. Artinya, angka inflasi volatile food pada bulan puasa dan Lebaran 2021 diharapkan bisa dijaga juga di sekitar 2 persen,” kata Oke kepada Bisnis.com, Minggu (14/3/2021).

Mengutip prognosis dari Badan Ketahanan Pangan (BKP), Oke menyebutkan potensi kenaikan konsumsi berpeluang terjadi pada sejumlah komoditas pada April dan Mei. Di antaranya adalah beras, daging sapi, daging ayam, telur ayam ras, dan bawang merah.

“Konsumsi beras pada Ramadan dan Lebaran diperkirakan naik sekitar 3,2 persen dibandingkan dengan Maret 2021. Daging sapi diperkirakan naik konsumsinya sebesar 2 persen sampai 13,3 persen pada Maret dan April,” lanjutnya.

Begitu pula dengan ayam ras yang konsumsinya diprediksi naik 7,1 persen dibandingkan dengan Maret 2021. Konsumsi komoditas ini mencapai 781.646 ton selama Januari–Maret atau sekitar 260.000 ton per bulan.

Sementara itu, konsumsi telur ayam ras diprediksi naik 3,6–13,2 persen dibandingkan dengan Maret 2021 selama Ramadan dan Idulfitri bulan Maret 2021. Total konsumsi telur selama Januari–Maret sendiri mencapai 1,22 juta ton. Konsumsi bawang putih juga diproyeksi naik 4,9 persen dibandingkan dengan sebelum Ramadan.

“Perkiraan kenaikan konsumsi tentu saja berpotensi menyebabkan kenaikan harga konsumen, namun pemerintah sedang melakukan upaya antisipasi supaya kenaikan harga tidak terjadi atau harga terkendali,” kata Oke.

Dia mengatakan pemerintah memastikan ketersediaan pasokan tercukupi baik melalui pengadaan dalam negeri maupun pengadaan luar negeri seperti untuk daging sapi, beras, dan gula. Pemerintah pun disebutnya akan menjamin kelancaran distribusi antarwilayah dengan mengerahkan para distributor dan pelaku usaha untuk mendistribusikan pasokan ke wilayah-wilayah yang masih diperkirakan mengalami defisit pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper