Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Medco Bicara Alasan Tesla Memilih India daripada Indonesia

India memiliki potensi yang sangat besar apabila hanya mengacu pada jumlah penduduk yang dimilikinya.
Arifin Panigoro/Dok. Wantimpres.
Arifin Panigoro/Dok. Wantimpres.

Bisnis.com, JAKARTA — Pendiri Medco Group Arifin Panirogo turut mengomentari keputusan perusahan milik Elon Musk yakni Tesla Inc. yang memilih untuk mendirikan pabriknya di India.

Dia mengatakan bahwa Tesla sebagai perusahaan besar tentunya akan memilih negara-negara yang memiliki kemampuan industrial yang kuat untuk membangun pabrik mobilnya. Menurut dia, negara-negara yang berpotensi itu adalah China, India, dan Amerika Serikat.

Dengan cara pandang bisnis yang kuat, Elon Musk tentunya akan sangat teliti untuk memilih negara itu. India memiliki potensi yang sangat besar apabila hanya mengacu pada jumlah penduduk yang dimilikinya.

"Suka tidak suka kita harus akui kawasan industrial dia [India] rapih banget. Jadi, kalau kendaraan listrik saya kira India, susah lawan India," katanya dalam Imagining Indonesia Energy Future, Selasa (9/3/2021).

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Septian Hario Seto mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan Tesla Inc. terkait dengan rencana investasi di Indonesia masih berlangsung.

Dia mengklarifikasi terkait spekulasi yang beredar bahwa Tesla batal berinvestasi di Indonesia setelah perusahaan besutan Elon Musk itu lebih memilih India sebagai lokasi pendirian pabrik kedua di luar Amerika Serikat.

"Tesla kami masih berlangsung pembicaraannya, saya tidak bisa bicara detail. Saya mau klarifikasi, kami tidak pernah bicara sama mereka terkait pabrik mobil," jelasnya.

Septian menegaskan bahwa sektor yang dilirik oleh Tesla adalah potensi energy storage system (ESS) yang merupakan bagian dari proyek rantai pasok ekosistem industri baterai di Indonesia. Dalam potensi ESS ini, Tesla menawarkan solusi teknologi yang dapat menggantikan pembangkit listrik peaker.

"Jadi, daripada membangun pembangkit baru untuk peaker ketika demand listrik lagi tinggi, maka lebih baik bangun ESS yang bisa diisi waktu demand masih rendah dan digunakan ketika demand jadi tinggi. Mereka sukses di Australia dan mereka menawarkan opsi-opsi ini ke Indonesia," kata Septian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper