Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Curhat Telepon Kepala BKPM Setiap Hari, Bahas Investasi

Jokowi menyatakan investasi memegang peranan yang sangat penting untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di kisaran 4,5 persen - 5,5 persen.
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers terkait vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Rabu, 16 Desember 2020 - Youtube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers terkait vaksin Covid-19 di Istana Merdeka, Rabu, 16 Desember 2020 - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku setiap hari menghubungi Kepala Badan Koodinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk menanyakan tentang perkembangan investasi.

Jokowi mengatakan hal itu dilakukan karena investasi memegang peranan yang sangat penting untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di kisaran 4,5 persen - 5,5 persen.

“Artinya dalam waktu setahun kita harus membalikan minus 2,19 persen menjadi plus 5 persen dan bahkan mungkin bisa lebih asalkan ini kunicnya ada di investasi,” kata Jokowi saat membuka Raker Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ke-17 di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021).

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, investasi diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.

“Karena tiap hari dikejar terus [Kepala BKPM]. Ya memang kita harus kejar-kejaran dalam situasi seperti ini. Artinya apa, banyak peluang usaha yang terbuka yang membuka lapangan kerja dan bisa memberikan kesejahteraan masyarakat asalkan kita mau. Peluangnya juga sangat banyak,” tuturnya.

Kendati demikian dia menekankan agar masyarakat tidak hanya menguntungkan produk luar negeri, tetapi justru meningkatkan konsumsi produk buatan Tanah Air.

“Jangan hanya menguntungkan dari produk luar negeri. Tapi justru harus meningatkan konsumsi produk dalam negeri agar tercipta efek domino sehingga dorongan untuk menggerakkan roda ekonomi di dalam negeri semakin besar,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga kembali menggaungkan masyarakat agar mencintai dan bangga terhadap produk Indonesia, serta tidak menyukai produk asing.

“Masak nggak boleh kita nggak suka. Kan boleh saja nggak suka produk asing. Itu saja ramai. Saya ngomong benci produk asing itu saja ramai. Boleh kita tidak suka produk asing,” kata Jokowi.

Dia mengatakan loyalitas konsumen pada produk dalam negeri memiliki beberapa syarat. Perbaikan kualitas, harga yang kompetitif dan memperbaiki kemasan dan desain sesuai tren akan meningkatkan minat masyarakat pada produk lokal. Namun, untuk mewujudkannya dia menyatakan perlu sejumlah syarat yang harus dipenuhi.

"Harganya kompetitif dan tentu saja kualitasnya harus baik. Ini dari sisi produsen harus terus diperbaiki kualitasnya, memperbaiki packaging-nya dan desainnya agar bisa mengikuti tren," ujarnya.

Kepala Negara juga minta untuk menghentikan kebiasaan mengimpor sejumlah produk yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri seperti serat rayon, dan bijih plastik.

Selain itu, dia juga telah menginstruksikan Kementerian BUMN dan lembaga terkait lainnya untuk memperbesar tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Dia meminta agar proyek-proyek pemerintah dan proyek BUMN tidak terus-terusan memakai barang impor dan beralih kepada produk dalam negeri. Menurutnya, jika hal itu dapat dilakukan, maka permintaan produk dalam negeri akan naik signifikan.

"Pipa kita sudah produksi banyak masih impor, untuk apa gitu loh. Pada dipakai untuk proyek pemerintah, pada dipakai untuk proyek-proyek BUMN. Kalau saya ngomong nggak boleh gitu, nggak boleh. Dan itu harus dimulai, kita harus benar-benar mulai paling tidak dari pemerintah dan BUMN itu sudah gede sekali angkanya," ungkapnya.

Setelah itu, imbuhnya, pemerintah akan menggalakkan ajakan kepada masyarakat untuk cinta dan bangga pada produk Indonesia dan tidak suka pada produk-produk dari luar.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi menekankan agar branding harus melekat pada pembali agar masyarakat mencintai produk dalam negeri dibandingkan buatan asing. Pasalnya, penduduk Indonesia saat ini menyentuh 270 juta jiwa.

Menurutnya, masyarakat seharusnya menjadi konsumen loyal barang Tanah Air. Selain itu, ajakan-ajakan untuk mencintai produk dalam negeri terus digaungkan. Sebaliknya, barang-barang buatan luar negeri harus dibenci, sehingga masyarakat benar-benar menjadi konsumen loyal untuk produk Indonesia.

“Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan, gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri. Cinta barang kita, benci produk luar negeri,” terangnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper