Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Februari 2021 adalah sebesar 0,10 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Secara tahunan, inflasi pada Februari 2021 tercatat sebesar 1,38 persen (year-on-year/yoy) dan secara tahun kalender sebesar 0,36 persen (year-to-date/ytd).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan berdasarkan komponennya, inflasi pada periode laporan Februari ini didorong oleh inflasi inti dan administered price atau harga yang diatur pemerintah. Adapun, volatile price atau harga bergejolak juga tercatat mengalami deflasi.
“Harga bergejolak mengalami deflasi 0,01 persen, sementara inflasi inti 0,11 persen dan memberikan sumbangan ke inflasi dengan andil 0,07 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).
Meski demikian, Suhariyanto mengatakan inflasi inti Februari 2021 yang sebesar 0,11 persen tercatat lebih lambat jika dibandingkan dengan periode Januari 2021.
Bahkan dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, inflasi inti pada Februari 2021 secara tahunan tercatat jauh lebih rendah.
Baca Juga
“Inflasi inti tahunan 1,53 persen yoy, jauh lebih rendah dibanding Februari 2020 yang pada waktu itu sebesar 2,76 persen,” jelasnya.
Suhariyanto mengatakan, inflasi yang lebih lambat pada Februari 2021 menunjukkan dampak dari pandemi Covid-19 belum reda serta permintaan domestik masih lemah.
“Dari sisi supply, berbagai bahan makanan terjaga, tapi permintaan cenderung lemah, ini jadi tantangan bagaimana kita memperkuat konsumsi rumah tangga ke depan,” katanya.