Bisnis.com, Jakarta – Dalam rangka menjangkau lebih banyak pelanggan Gaslink di sektor komersial, PT Gagas Energi Indonesia (“Gagas”) sebagai bagian dari Subholding Gas memperkenalkan skema penyaluran gas baru kepada pelanggan.
Sebelumnya sistem penyaluran gas bumi melalui Compressed Natural Gas (“CNG”) untuk sektor industri dan komersial atau dikenal dengan Gaslink dilakukan dengan menyalurkan gas dari Gas Transport Module (“GTM”) ke peralatan penurunan tekanan dilengkapi dengan storage gas atau Pressure Reduction System (“PRS”) yang diletakkan di lokasi pelanggan. Kini Gagas memperkenalkan sistem Ganti Tabung atau dikenal dengan C-Cyl yang merupakan singkatan dari CNG Cylinder.
Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah menjelaskan bahwa C-Cyl merupakan hasil inovasi sekaligus sebagai respon dan bentuk adaptasi perusahaan di masa pandemi. Sistem ini menjadi jawaban bagi calon pelanggan yang ingin menggunakan Gaslink, tetapi terkendala kebutuhan gas bumi yang relative masih kecil dan atau memiliki lahan usaha yang terbatas.
“Gagas melihat pentingnya peranan UMKM dalam menopang kegiatan di sektor riil. Selain memiliki ketahanan yang lebih baik, UMKM juga berperan penting dalam proses pemulihan ekonomi pasca pandemi. Oleh karena itu, inovasi C-Cyl ini diharapkan bisa memberikan dukungan ke sektor UMKM yang masih menggunakan bahan bakar lain untuk beralih ke energi baik gas bumi yang lebih efisien, aman, ramah lingkungan dan fleksibel dengan kontrak volume pemakaian minimum yang lebih rendah” ujar Hardiansyah.
Bekerja sama dengan PT Unogas Teknologi Indonesia, skema penyaluran gas pada C-Cyl menggunakan tabung berisikan CNG seberat 20 - 50 kg yang dapat disimpan dan diganti sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Sama halnya dengan pelanggan Gaslink yang menggunakan skema penyaluran menggunakan GTM dan PRS, untuk menjaga keamanan penggunaan gas maka proses penggantian tabung akan tetap dilakukan oleh petugas. Selanjutnya tabung-tabung yang kosong akan diisi ulang di SPBG terdekat dari lokasi pelanggan.
Pengenalan pertama sistem C-Cyl ke pelanggan dimulai oleh Gagas pada pertengahan Februari lalu. Restoran Mlinjo yang berlokasi di Jakarta Barat menjadi pelanggan pertama yang menggunakan C-Cyl.
Ratna selaku pemilik dari Restoran Mlinjo mengaku sangat antusias dengan skema ini. Ratna telah menunggu untuk dapat menggunakan Gaslink, tetapi saat itu masih terkendala dengan lahan untuk penempatan PRS dan manuver GTM untuk melakukan pengisan ulang Gaslink.
Dengan C-Cyl, Ratna merasa sangat terbantu serta merasa aman dan nyaman dalam menggunakan gas bumi, karena penggunaannya tetap diawasi dan dibantu oleh petugas di lapangan. Selain itu, harganya yang bersaing menjadi salah satu pertimbangan Ratna untuk menggunakan Gaslink dengan sistem baru ini.
Yang membedakan Gaslink dengan sistem C-Cyl dengan skema ganti tabung pada umumnya adalah proses perhitungan pemakaian gas serta proses pembayaran oleh pelanggan. Sistem C-Cyl hanya akan memperhitungkan pemakaian pelanggan sesuai dengan jumlah gas yang mereka pakai.
Perhitungan jumlah pemakaian gas dapat diperoleh melalui penimbangan masing-masing tabung yang akan digunakan oleh pelanggan di awal kedatangan tabung-tabung tersebut. Sedangkan untuk proses pembayaran pelanggan dengan skema C-Cyl akan mendapatkan tagihan setiap bulan, sesuai dengan jumlah gas yang telah dipakai. Jadi, sesuai dengan kampanye penggunaan Gaslink yang selama ini diperkenalkan oleh Gagas, cukup “Bayar Yang Anda Gunakan”.
“Pelanggan dikenakan perhitungan pembayaran pemakaian gas per bulan sebesar jumlah gas terpakai dikalikan dengan harga gas yang berlaku. Dengan segala fasilitas yang ada pada C-Cyl, pada prinsipnya inovasi yang upayakan oleh Gagas ditargetken agar seluruh pelanggan mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan GasLink,” tutup Hardiansyah.