Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Bank Indonesia : Properti Segmen Menengah Favorit Meski Pandemi

Bank Indonesia menyatakan properti segmen menenengah masih menjadi favorit di tengah kondisi perekonomian yang tertekan akibat pandemi Covid-19.
M. Syahran W. Lubis
M. Syahran W. Lubis - Bisnis.com 24 Februari 2021  |  15:04 WIB
Bank Indonesia : Properti Segmen Menengah Favorit Meski Pandemi
Sejumlah gedung bertingkat di Jakarta./Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan segmen menengah masih sangat besar untuk mendorong pertumbuhan penjualan properti, apalagi hingga akhir tahun ini tersedia fasilitas uang muka (down payment/DP) 0 persen.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Kurniawan Agung mengemukakan properti untuk segmen menengah ini merupakan favorit meski di tengah pandemi Covid-19.

Menurutnya, terdapat kenaikan di tabungan di perbankan, tetapi di sisi lain, sebagian masyarakat kelas menengah masih memandang properti sebagai tempat tujuan investasi.

“Di tengah penurunan kredit pemilikan rumah yang sebesar 2,4 persen tahun lalu, pada kuartal keempat tahun lalu ada kenaikan KPR 7,1 persen yoy,” ungkapnya pada webinar yang digelar Rumah123.com, bagian dari 99 Group, pada Rabu (24/2/2021).

Kurniawan Agung mengutarakan pula kebijakan DP 0 persen juga dimaksudkan untuk mempercepat permintaan sektor properti, selain BI telah menurunkan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,5 persen.

“Yang penting bagaimana perbankan mengikuti langkah menurunkan suku bunga KPR mereka,” tuturnya.

Sebelumnya Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto daya beli masyarakat menengah atas untuk memiliki properti dengan kisaran harga Rp1 miliar hingga Rp2 miliar masih besar. “Potensinya masih tinggi, tinggal mereka sekarang menentukan pilihan mau sekarang atau nanti [membeli properti].”

Penundaan pembelian, lanjutnya, cenderung disebabkan mereka yang hendak berinvestasi atau menyewakan kembali properti terutama apartemen, tidak mau menanggung beban seperti service charge akibat sulit menemukan penyewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bank indonesia bisnis properti
Editor : M. Syahran W. Lubis

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top