Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Ini Berharap agar Bunga Pinjaman Bank Ikutan Turun

Rencana IPO perusahaan konstruksi pelat merah ini sudah bergulir sejak 2018.
Bendungan Tapin, salah satu bendungan yang pengerjaannya dilakukan oleh PT Brantas Abipraya (Persero)/ Dok. Istimewa
Bendungan Tapin, salah satu bendungan yang pengerjaannya dilakukan oleh PT Brantas Abipraya (Persero)/ Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Brantas Abipraya (Persero) berharap penurunan suku bunga acuan akan berdampak pada penurunan suku bunga pinjaman. Pasalnya, pendanaan dari sektor perbankan dinilai merupakan sumber pendanaan paling berkelanjutan bagi perseroan pada tahun ini.

Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas mengatakan bahwa pendanaan dari perbankan masih akan mendominasi sumber pendanaan perseroan. Adapun, pihaknya akan terus mendorong penggunaan kredit investasi untuk membiayai proyek-proyek investasi perseroan.

"Dengan adanya penurunan [bunga pinjaman] tersebut, akan ada efisiensi biaya bunga dan dapat mengoptimalkan laba bersih perusahaan," katanya kepada Bisnis, Rabu (24/2/2021).

Miftakhul menyatakan bahwa mayoritas sumber pendanaan perseroan berasal dari bank milik negara mencapai 67 persen dari total kebutuhan pendanaan. Sementara itu, perbankan syariah dan perbankan swasta masing-masing berkontribusi sekitar 7 persen dan 9 persen dari total pendanaan.

Dengan kata lain, pendanaan dari sektor perbankan mendominasi total pendanaan perseroan hingga 83 persen.

Di samping itu, dia menyatakan bahwa pendanaan dari lembaga keuangan memiliki alokasi sekitar 17 persen dari total pendanaan perseroan. Adapun, sebagian lembaga keuangn yang dimaksud adalah PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan PT Indonesia Infrastructure Finance.

Miftakhul menjelaskan bahwa pendanaan dari sektor perbankan masih akan menjadi pilihan utama perseroan sepanjang tahun ini. Walakin, lanjutnya, Brantas Abipraya juga akan masuk pasar modal dengan menerbitkan surat utang.

"Kami juga akan kembali masuk pasar modal dengan menerbitkan obligasi sebelum kami melakukan IPO [initial pulic offering]," ucapnya.

Rencana IPO perusahaan konstruksi pelat merah ini sudah bergulir sejak 2018. Namun, Kementerian BUMN tak kunjung memberikan izin kepada perseroan untuk IPO. Rencana itu kemudian terus mundur hingga 2021.

Direktur Utama Brantas Abipraya Bambang E. Marsono mengatakan bahwa jika izin dikeluarkan, perseroan bakal IPO pada 2021. Brantas Abipraya berharap bisa mendulang dana sekitar Rp3 triliun lewat pelepasan saham ke publik.

“Kami perlu menambah equity untuk ekspansi, kira-kira kami perlu Rp3 triliun [untuk modal ekspansi],” ujarnya beberapa waktu lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper