Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi PGAS Demi Kinerja Bisa NgeGas

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. sudah memasang berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kinerja dengan menganggarkan belanja modal yang jauh lebih besar.
Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. sudah memasang berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan kinerja yang lebih baik pada tahun ini. Salah satunya, dengan menganggarkan belanja modal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu. 

PGAS anggarkan belanja modal sekitar 460 juta dolar AS hingga 620 juta dolar AS pada tahun ini. Angka itu naik hampir dua kali lipat dibandingkan dengan realisasi belanja modal 11 bulan pada 2020 senilai 210 juta dolar AS. 

Saham berkode PGAS itu akan menggunakan mayoritas belanja modal pada tahun ini untuk bisnis hilirnya. Proyek yang digarap antara lain jaringan distribusi gas Jawa dan Sumatra, instalasi konsumen, transmisi Gresik-Semarang, dan pengembangan blok Rokan.

Biaya proyek hilir itu membutuhkan dana sekitar 300 juta dolar AS - 400 juta dolar AS untuk periode 2021-2022. Sisanya, belanja modal itu akan digunakan untuk proyek di hulu dan midstream yang masing-masing memakan biaya sekitar 70 juta dolar AS sampai 80 juta dolar AS. 

Beberapa proyek PGAS di hulu antara lain pengembangan proyek blok Pangkah. Lalu, bisnis midstream mencakup pembangunan infrastruktur liquefied natural gas (LNG) di Cilacap dan Teluk Lamong pada 2021-2022.

Dengan belanja modal yang royal, PGAS pun mematok target tinggi untuk kinerjanya.  Distribusi gas ditargetkan naik 12% year on year (yoy) dari 828 BBtud pada 2020 menjadi 894—930 BBtud pada 2021. Selain itu, transmisi juga digenjot naik 11% yoy dari 1.255 MMscfd pada 2020 menjadi 1.333—1.387 MMscfd pada tahun ini.

Target pertumbuhan yang lebih tinggi dipatok PGAS untuk kinerja lifting dan pemrosesan gas. Pada 2021, upstream lifting diperkirakan mencapai 9,31-9,71 MMboe atau naik 35% secara tahunan. Pada saat yang sama, processed gas ditargetkan meningkat 28% yoy menjadi 58.000 ton—60.000 ton pada 2021.

Lonjakan paling signifikan tercermin dari target transportasi minyak dari realisasi 3,68 MMboe pada 2020 menjadi 11-11,5 MMboe pada 2021. Target itu menggambarkan kenaikan 213% secara tahunan.

Berdasarkan catatan Bisnis, Sekretaris Perusahaan Perusahaan Gas Negara Rachmat Hutama mengatakan perseroan melaksanakan program gasifikasi LNG untuk 52 titik pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) agar dapat menyediakan energi listrik yang efisien. Hal itu juga menjadikan peluang bagi PGAS untuk mengembangkan infrastruktur gas bumi di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur melalui LNG.

“PGAS tengah mengembangkan terminal Regasifikasi LNG Cilacap untuk memenuhi kebutuhan gas RU IV Cilacap dan penyediaan infrastruktur gas untuk memenuhi kebutuhan RU V Balikpapan,” tulis Rachmat dalam keterangan resmi awal Januari 2021.

Ambisi PGAS untuk menggenjot kinerja operasional pada 2021 tak terlepas dari lesunya rapor neraca keuangan perseroan dalam 9 bulan 2020.

Hingga 30 September 2020, PGAS membukukan penurunan pendapatan 23,5% yoy menjadi US$2,15 miliar. Pada saat yang sama, laba bersihnya tergerus 58,91% yoy menjadi US$53 juta.

Performa operasional pun tidak mencapai target lantaran terpukul pandemi Covid-19. Realisasi lifting dan LNG processing, misalnya, masing-masing 32% dan 28% di bawah target tahunan pada 2020.

Di tengah beratnya tantangan hingga pengujung tahun lalu, PGAS tersengat oleh kabar sengketa pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dalam kasus itu, PGAS berisiko membayar kewajiban pokok senilai Rp3,06 triliun ditambah potensi denda setelah Mahkamah Agung mengabulkan permohonan peninjauan kembali (PK) dari pihak DJP.

“Secara umum, proyeksi arus kas PGN masih berada pada kondisi yang baik meskipun terdapat potensi tax exposure,” ujar Rachmat.

Di lantai bursa, sentimen itu direspons dengan negatif. Alhasil, saham PGAS terkoreksi 12,39% secara year to date ke level Rp1.450. Penurunan itu melanjutkan koreksi harga PGAS pada 2020 yang tercatat -19,97%.

TARGET KONSERVATIF

Hasan, analis Sucor Sekuritas, menuturkan target-target kinerja operasional yang dipasang PGAS pada 2021 relatif konservatif. Namun, anggaran belanja modal meningkat cukup signifikan dari US$210 juta pada 2020 menjadi sekitar US$490 juta—US$620 juta. Capex itu utamanya dialokasikan untuk bisnis downstream guna mendukung pengembangan transmisi minyak Rokan.

“Kami proyeksi volume distribusi PGAS pada 2021 mencacpai 860 MMscfd dengan kontribusi pembangkit listri meningkat dari 60% pada 2020 menjadi 69%,” paparnya dalam riset yang dikutip Minggu (21/2).

Secara umum, PGAS diestimasi membukukan pendapatan US$3,3 miliar pada 2020 dan US$3,57 miliar pada 2021. Sementara itu, earnings before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) dan laba bersihnya pada 2021 diproyeksi mencapai US$1,15 miliar dan US$174 juta.

“PGAS direkomendasikan hold dengan target harga Rp1.450 per saham sejalan dengan proyeksi enterprise value per EBITDA 4,2 kali pada 2021,” paparnya.

Hasan menambahkan sengketa pajak PGAS senilai Rp3,06 triliun menjadi sentimen negatif. Selain itu, PGAS juga menyampaikan tidak akan membagikan dividen pada 2021 karena mengalami rugi bersih pada tahun buku 2020.

Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar mengatakan PGAS akan mendapat manfaat dari pemulihan ekonomi. Selain itu, menghangatnya harga minyak juga membantu laba PGAS di sektor hulu minyak dan gas.

Pada 2021, Isnaputra memperkirakan volume distribusi gas PGAS mencapai 974 billion british thermal unit per day (Bbtud). Proyeksi itu lebih tinggi dari target PGAS sebesar 894-940 Bbtud. Di sisi lain, margin distribusi gas diestimasi mencapai US$1,8—US$2 per MMbtu.

“Kami pikir manajemen PGAS bisa merevisi target itu sejalan dengan kuatnya voluma pada November dan Desember 2020,” tulisnya dalam riset yang dipublikasikan Bloomberg dan dikutip Minggu (21/2).

Isnaputra menambahkan laba PGAS berpotensi meningkat dari kontribusi segmen bisnis hulu migas. Dalam kondisi ceteris paribus, lanjutnya, setiap kenaikan volume lifting 5% akan meningkatkan laba sekitar 3,7%.

Sementara itu, lini bisnis distribusi LNG diproyeksi belum berkontribusi besar terhadap laba PGAS karena volumenya ditargetkan 54—56 MMscfd dengan margin US$0,04 per MMbtu.

Pada 2021, Maybank Kim Eng Sekuritas memperkirakan PGAS bakal mengantongi pendapatan US$2,95 miliar, naik dari proyeksi US$2,53 miliar pada 2020. Adapun, EBITDA dan laba bersih inti pada tahun ini diestimasi masing-masing sebesar US$789 juta dan US$139 juta.

Saham PGAS direkomendasikan beli dengan target harga Rp2.200. Namun, risiko terhadap rekomendasi itu ialah berlanjutnya penurunan harga gas di sektor hilir tetapi tidak di hulu yang menekan margin, dan hambatan di bisnis hulu gas seperti pengalihan volume atau pemutusaan kontrak.

Dalam riset yang terpisah, analis Panin Sekuritas masih merekomendasikan beli untuk PGAS dengan target harga Rp 2.000 per saham.

Rekomendasi itu didorong oleh kombinasi tiga faktor. Pertama, potensi peningkatan volume didorong dari peningkatan aktivitas industri serta penurunan harga gas industri.

Kedua, peningkatan harga minyak pada 2021 akan meningkatan kinerja PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka). Ketiga, Blok Rokan yang akan beroperasi pada 2021.

Dalam pembangunan proyek Blok Rokan, PGAS disebut mampu melakukan efisiensi sebesar US$150 juta. Hal itu didorong melalui penerapan teknologi dan aspek komersial.

“Penurunan harga gas industri menjadi US$6 per MMbtu akan mendorong translasi peningkatan volume penjualan gas,” imbuhnya.

Pada 2021, pendapatan PGAS diproyeksi mencapai US$2,87 miliar dan laba bersihnya sebesar US$58 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper